SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

08 Januari 2010

YANG TERPURUK PADA LOBANG YANG SAMA ADALAH KELEDAI (HADIST)

Bismillaahirrahmaanirrahiim




SUDAH JELAS BAGI KAUM DHUAFA BAHWA MEREKA TIDAK DAPAT DIPERCAYA
TAPI KENAPA JUGA MEREKA SELALU JATUH PADA LOBANG YANG SAMA?
KAUM DHUAFA YANG BEKERJASAMA DALAM SYSTEM
YANG MENJEJASKAN KEHIDUPAN MEREKA
ADALAH DOMBA-DOMBA SESAT.
MEREKA MENGANIANYA DIRI SENDIRI
Ali al Asytar
Acheh - Sumatra



Ketika Indonesia berbicara mengenai hukum sama seperti orang mengaduk manisan dalam wayan bolong. Lihatlah bagaimana mungkin mereka memahami esensi hukum sementara orang sepert Kuntoro ditempatkan pada tempat yang akan membuat hukum tersebut men jadi sandiwara yang tidak lucu. Padahal hukum di indonesia itu memang sudah sejak Su harto menjadi lembaga yang melindungi kedhaliman system. Lembagaa tersebut persis macam jaringan labalaba dimana hanya partai belalang, rayab dan kupukupu saja yang terjaring, sementara partai burung, binatang jinak, binatang liar dan binatang buas macam anjing, serigala, harimau dan semacamnya, dengan gampangnya mengoyak hukum tersebut.

Penyakit tersebut otomatis menular ke Acheh - Sumatra dimana para pelanggar hukum jinayah dari kelas teri terjaring mantap ditingkat kabupaten, paling banter hanya mampu naik banding tingkat propinsi. Sementara pelanggar dari kelas kakap dan monster dengan enaknya mempermainkan sekaligus menghina kanun jinayah dengan naik banding ke jawakarta, hingga terbebas dari jaringan labalabaa tadi, aman kecuali di mahkamah Allah mereka pasti masuk neraka (nauzubillahi minzalik). Masih segar dalam Ingatan kita kasus orang jawa di Sabang yang merupakan mavia hukum. Masyarakat menunggu untuk dirajam tapi ketika surat naik banding ditandatangaani, polisi segera mengamankan mavia tersebut. Inilah jaringan labalaba di Acheh, bukan syariat Islam benaran. Inilah produk alimpalsu yang bekerja sama dengan intelektual menara gading plus Dewan Penipu Rakyat (baca DPR), dimana sebetulnya Jawakarta dibalik layar macam pelaku ketoprak wayang golek.

Kuntoro itu barusaaja melahap dana tsunaami di Acheh, bagaimana mungkin mendapat tempat yang penting itu? Jawabannya adalah mustahil system pencuri 7 menempatkan orang yang baik dan jujur disisi AZllah kecuali baik dan jujur disisi Taghut. Hal itu disebabkan memang tidak ada manusia yang baik dalam system taghut dhalim, hipokrit dan korrup (baca system pencuri 7).

Ironisnya sebahagian orang yang menangis dalam acara peringatan Hari 'Asyura, merasa aman hidup bersama pencuri 7 dalam system yang menjejaskan kaum dhuafa itu. Kita tidak mengatakan semuanya. Kita tau bahwa sebahagian yang lainnya meyakini sebagaimana saya yakini bahwa benar keluarnya airmata disebabkan renungan yang mendalam dari peristiwa hari Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa tapi kalau kita yang mengalir airmata dan juga bersatupadu dalam system yang menjejaskan kehidupan kaum dhuafa, airmata tersebut sama dengan airmata buaya, kecuali memang mereka yang benar-benar tak berdaya (baca taqiyyah).

Kita di Dunia memang terkadang hanya mampu mengingatkan kendatipun pendengarnya kebanyakan orang-orang yang sudah terputus sarafnya, pakai istilah tgk Hasan Muhammad Ditiro. Kepada saudara kita yang masih mampu berpikir pasti memahami bahwa andaikata dakwah dari Nabi Nuh, tidak seorangpun yang mau mendengarnya, Nabi Nuh tetap saja tergolong dalam klasifikasi orang-orang yang saleh disisi Allah. Tugas Nabi Nuh
hanya menyampaikan seruannya sementara soal didengar, tidaknya adalah urusan Allah.

Jelasnya itu bukan kesalahan Nabi Nuh tapi ummahnya yang sudah tertutup matahati disebabkan terlalu banyak sudah kedhaliman yang mereka kerjakan terhadap kaum dhuafa. Demikian jugalah sepakterjang orang-orang yang sudah terlanjur bersatupadu dalam system yang menjejaskan kaum dhuafa, sudah putus saraf mereka. Kalau kita katakan mereka itu gila, secepat itupula menuduh kita yang gila. Mereka baru sadar ketika mendapat tempelakan Allah sebagaimana tertera di surah
Yasin:

"Bukankah sudah kuperintahkan kepadamu hai Bani Adam supa ya kamu tidak tunduk patuh kepada syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagi kamu. Dan tunduk patuhlah kepada Ku. Inilah jalan yang selurus-lurusnya. Sesungguhnya syaithan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantarakamu. Apakah kamu tidak berfikir? Inilah Jahannam yang dulu kamu diancam (dengannya). Masuklah kamu kedalamnya hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkari nya. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan dan kaki Kami minta kesaksian terhadap apa yang telah mereka kerjakan dahulu" (QS,36: 60-65)

Betapa jelasnya Ancaman Allah kepada orang orang yang membangkang perintahNya saat di dunia, namun orang orang yang telah banyak melakukan kesalahan sudah tertutup hatinya untuk taubat, betapapun jelasnya dakwah yang dialamatkan kepada mereka, malah mereka menganggap pendakwah itu telah menghinanya dan sebagainya.



Billahi fi sabililhaq.
Ali al Asytar
Acheh - Sumatra



http://ismail-asso.blogspot.com

Tidak ada komentar: