A. PENDAHULUAN
Salam sejahtera untuk semua. Saya ingin bergabung dan ikut komentar atas obrolan/diskusi dua rekan ini (Bung Ali Al Asytar dan Freedom).
Saya ingin bergabung dengan diskusi anda berdua, menarik karena themanya tentang Libanon yang didukung oleh pasukan Hisbullah (dan dunia Arab) dan Israel yang dibelakangnya ada Amerika atau dunia Eropa, terutama negara sekutunya Amerika.
Namun menjadi catatan terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh dan mendalam diskusi anda berdua, penting saya ingatkan bahwa saya tidak ada niatan lain kecuali bahwa kita bergabung disini (milis komunitas-papua), karena ada parasaan senasib, semat-mata kita disemangi rasa tertindas oelh rezim kolonial yang sama.
Jelasnya perasaan senasib itu diwujudkan dalam tujuan kita bergabung dalam milis ini (komunitas/pembebasan Papua atau GAMRMSOPM) tiada lain, hanya semata-mata merasa dianiaya oleh Indonesia akan hak-hak kita sebagai sebuah bangsa dan negara berdaulat yang tidak terintegrasi ke dalam apa yang dinakamakan NKRI sebagai claim sepihak Indonesia.
B. BENTURAN PERADABAN
Dalam bukunya yang cukup menggeparkan Samuel P. Huntington; mengemukakan thesisnya yang berjudul ; "clash of civilisation" atau "Benturan Peradaban", yang mengasumsikan bahwa Barat, (Amerika Serikat dan sekutunya) pasca perang dingin yaitu runtuhnya Unisoviet (musuh bebuyutan AMerika dan sekutunya yang melahirkan kekuatan Blok Timur dengan Pakta Warsawa sebagai badan pertahanannya). Maka musuh Amerika yang sangat potensial adalah Islam dan kongfucuanisme (Cina).
Peradaban manusia masa yang akan datang tidak sebagaimana perang dunia ke kedua tahun 1945 sampai era 70-an tahun yang lalu. Pada masa ini banyak negara yang bergabung berdasarkan sentimen budaya dan agama bukan atas nama sebangsa karena berdasarkan nasionalisme. Semua suku bangsa dan agama bergabung dalam sebuah bangsa yang dinamakan nation atau bangsa. Namun kemerdekaan lebih pada dominasi dua idiologi yakni Blok Timur (Unosoviet) dan Blok Barat (Amerika Serikat dan Sekutunya), seperti dulu menjadi runtuh dan Amerika menemukan musuh dalam bentuk baru yang lebih dipengaruhi sentimen nilai-nilai budaya dan agama seperti islam dan budaya yang mengikatnya.
Karena dunia selumnya yang melahirkan Blok Timur dan Blok Barat (dipengaruhi nilai ekonomi kapitalis dan sosialis) di dominasi oleh dua kutub; yakni Blok Barat, AMerika dan Blok timur; Unisoviet sudah berakhir, dengan kekalahan dipihak komunisme Unisoviet yang sosialis. Dengan kemengan Blok Barat atau Amerika Serikat dan sekutunya. Praktis Amerika Serikat kini tidak lagi memiliki musuh yang lebih berarti lagi. Dengan runtuhnya Unisoviet maka ideologi sosialisme dianggap kalah atas idiologi kapitalismenya Amerika dan sekutunya.
Michael Gorbacev telah mengakhiri perang dingin yang cukup mengkhawirkan semua orang akan penggunaan senjata kimia pembunuh massal itu dengan reformasi dari dalam. Reformasi ekonomi dari dalam yang digagas oleh Gorbacev mengantarkan dan kini menempatkan Amerika Serikat serta sekutunya sebagai kekuatan satu-satunya yang kini berkuasa dan mengontrol atas masyarakat dunia-internasional.
C. KETAKUTAN AMERIKA PADA ISLAM
Sesudah tidak lagi mempunyai saingan dalam kekuatan baik ekonomi, tekhnologi maupun ideologi, Islam adalah salah satu selain Cina; musuh potensial yang sangat ditakuti dan harus diwaspadai oleh Amerika.
Dalam bukunya, Samuel P Huntington, "Clas of sivilisation", memperdiksikan bahwa watak lain resistensi negara-negara non Barat, akan mengindentifikasi dan dan mencari jati diri dengan semangat budaya dan agama adalah lebih mendominasi perpolitikan sekarang dan kedepan ini. Kekuatan selain Barat, utamanya Amerika yang arogan, sebagai satu-satunya kekuatan tunggal yang menguasai dunia menghadapi lawan utamanya yang sangat potensialnya adalah islam dan Cina, demikian Samuel, menyebutkan ini. Bahwa islam adalah salah satu, kalau bukan, satu-satunya kekuatan baru yang sangat potensial untuk menjatuhkan peradaban Barat yang maju saat ini.
Semua bangsa dunia kini dan kedepan akan mencari indentitas, maka bangsa yang bergabung seperti Unisoviet, Yogoslavia dan Indonesia akan hancur dengan kemerdekaan bangsa lain yang digabung dan disatukan pada masa lalu, akibat kuatnya indentifikasi indentitas bangsa-bangsa dipaksa digabungkan itu.
Bangsa -bangsa dunia baru sedang merancang dunia mereka berdasarkan kesadaran identitas kesuku-bangsaan, yang agama yang mewataki kebudayaan bangsa dunia itu. Idielogi dari Blok Timur yakni Sosilisme atau Komunisme yang dipimpin oleh Unisoviet telah nyata runtuh. Komunisme/Sosialisme sebagai idiologi tidak mati, tetapi sebagai kesadaran ia tetap dianut oleh Cina, Kuba dan Eropa Timur.
Namun sebagai kekuatan tidak lagi ideologi Komunisme atau Kapitalisme sebagaimana pada era pasca perang dunia kedua, namun kini dunia mulai dirancang lebih berdasarkan identitas yakni persamaan suku atau ras dan geografis spesifik lebih menentukan daripada lain.
Tapi yang menarik disini adalah thesisnya Huntungton; yang menyebutkan bahwa sesudah Unisoviet musuh atau dunia idiologi yang akan menjadi kuat dan lawan Amerika nantinya adalah Islam.
Islamlah potensial yang menjadi saingan Amerika Serikat dan Sekutunya. Ideologi Islam berbeda dengan Idiologi Komunisme atau Kapitalisme. Islam betapapun sebagai sebuah idiologi duniawi tetap mendasarkan dirinya pada spritual.
Kehebatan Islam yang berbeda adalah keunikan dirinya yang mendasarkan ideologinya pada agama dan kehebatan idiologi Islam, karena sebagaimana pada masa lalu Barat pernah takluk dan dikalahkan oleh peradaban islam dengan penaklukannya Spanyol Andalusia semala 7 abad.
Namun thesis Samuel P Huntington akan tampilnya saingan baru barat dan sekutu dalam era yang akan datang adalah sesuatu yang menjadi bukan saja menarik tapi sekaligus sangat ditakutkan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dewasa ini, ditunggu pembuktiannya dan itu perlu waktu.
D. ISU TERORISME KETAKUTAN BARAT PADA ISLAM
Isu terorisme yang diciptakan oleh Amerika dan dunia barat adalah sebuah contoh ketakutan Amerika pada Islam. Dengan alasan ini , maka pengguanaan kekerasan dan intervensi Amerika atas kedaulatan Negara lain dengan izin PBB, menjadi niscaya bagi Amerika. Demikian standar ganda dan bias kepentingan Amerika dalam mengajak sekutu lain untuk memberantas apa yang ditakutinya sebagi Terorisme "Islam" dewasa ini.
Namun apa sesungguhnya yang dikatakan terorisme adalah hanya sebuah ketakutan Barat belaka pada Islam yang dirasakan kebangkitannya, didalam Negeri-negeri Islam baik di Asia maupun Afrika.
Dunia Arab yang mendasarkan ediologi nasionalisme Arab menyadari bahwa Idiologi Nasionalisme Arab telah gagal total dan mereka dikalahkan oleh sebuah negara "boneka" Amerika yakni Israel ditenggah-tengah bagai luka dalam tubuh.
Dengan kemenangan Ayatullah Imam Khomaeni, maka dunia islam membuka mata mengarahkan mata menuju arah ke Iran. Negara-negara seperti Sudan, Al Jazair, Afganistan dan Somalia serta Mesir adalah contoh negara Islam yang kini mau mencoba menbangun dengan mendasarkan idiologi islam sebagai landasan pembangunan negerinya.
Pada saat sama di Palestina yang selalu bersengketa dengan Israel kini yang berkuasa adalah gerakan yang di mata Barat sebagai "garis keras" adalah gerakan Islam. Bahkan di Indonesia saat pemilu kemarin PKS yang berhaluan islam radikal menang semua daerah kota, terutama Ibukota.
Maka takutlah Amerika pada islam bukan tanpa usaha menghancurkannya. Hal ini kita saksikan pada Irak, Afghanistan dan kini Libanon oleh Israel sebagai negara boneka Barat/Amerika di Timur Tengah.
http://pemikiranmuslimpapua.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar