SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

10 Desember 2007

SEJARAH AGAMA DAN PAPUA MERDEKA

A. SEJARAH MASUKNYA AGAMA DI PAPUA

1. Agama Islam

Telah lama diketahui, bahwa sebelum agama-agama besar datang berhikmat di Tanah Papua, Agama Islam sudah lebih dahulu masuk di Tanah Papua sejak Abad ke 15, terutama di kawasan yang sekarang disebut sebagai berbudaya Irarutu. Kawasan itu terbentang dari ujung paling Barat sampai leher kepala burung pulau Papua. Daerah Selatan Kepala Burung Papua, sebagai kesultanan (kerajaan Islam) meliputi: Kabupaten Sorong Selatan, Raja Ampat, Bintuni dan Fak-Fak dan Kaimana. Kini persebaran agama Islam meliputi seluruh wilayah Papua. Hal disebabkan oleh arus imigran muslim Asia -Melayu (Indonesia), maka daerah persebaran itu meliputi seluruh wilayah Papua. Tidak sebagaimana dikenal para ahli antropologi dulu misalnya hanya meliputi wilayah Raja Ampat, Sorong Selatan (Kokoda), Bintuni, Kokas, Teluk Arguni, Arandai, Fak-Fak, Kaimana dan juga kini di Wamena.

Selain Wamena daerah pesisir Barat Selatan disebut diatas adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Islam yang masih membayar upeti ke Tidore (maluku Utara). Namun dewasa ini daerah persebaran itu hampir meliputi seluruh daerah dengan penganut utamanya para pendatang dari Jawa, Madura, Sumatra, Bugis, Buton, NTB, Makasar, dan daerah Indonesia lainnya.

Betapapun para imigran muslim Asia-Melayu (Indonesia), sebagaimana watak agama islam itu sendiri- mereka tidak diutus atau ditugaskan oleh pusat manapun- dengan apapun fropesi mereka, terutama sebagai pedagang membentuk komunitas muslim di sentra-sentra kota seluruh Kota Kabupaten Papua dan Irian jaya Barat.

Penting juga di sampaikan disini bahwa kepemelukan Islam lebih dominan dan hanya menjadi agama para penduduk yang mereka itu adalah lebih disebut melanesia. Dikalangan Pribumi Papua terdapat di Kaimana, Kokoda, Bintuni dam mungkin sekarang di Suku Dani di Lembah Balim. Umumnya dewasa ini islam sebagai agama dari para pendatang muslim dari orang Indonesia tanpa ada usaha penyebaran ke penduduk pribumi.

Apalagi Agama Islam didaerah Pegunungan Tengah selain Lembah Balim Selatan, Islam sesungguhnya agama penjajah sebab agama ini penganutnya terdiri dari- anggapan penduduk setempat- para militer dan pedagang Indonesia sebagai penduduk urban, boleh jadi bahwa agama Islam dimata rakyat Papua di Pegunungan Tengah sesabagai sesuatu yang asing sebagaimana juga anggapan mereka para Para Missionaris dan Kristennya.

Dalam banyak karangan ilmiah para ahli sejarah demikian melaporkan bahwa Islam adalah agama pertama yang datang dan dibawa masuk ke Tanah Papua oleh para perantau melalui perniagaan berasal dari Hadral maut, (baca, Yaman Selatan). Demikian bukti dan data secara ilmiah oleh para ahli seperti sejarawan dan antropolog pertama dan terutama asal Papua kelahiran Pulau Biak. Dr. J.R. Mansoben, Benny Giay, dan F.C. Kamma mengakui.

Semua ahli mengatakan yang intinya sama, bahwa kecuali didaerah Pegunungan Tengah yang penduduknya padat, terisolir dari daerah lain. Diderah Raja Ampat, Sorong misalnya; Oleh F. C. Kamma mengagatakan bahwa Sultan Tidore dan Ternate secara berrgantian membawahi kerajaan di Kepulauan Raja Ampat, Sorong dan Fak-Fak, Kokas, dan Teluk Arguni dalam pengaruh agama Islam yang kuat.

Bahkan dalam sejarah Orang Papua diakui oleh Natalis Pigay dalam bukunya tentang Sejarah, "Evolusi Nasionalisme dan Konflik Politik di Papua", bahwa Pergerakan dan Pemberontakan Papua Merdeka, embrionya dimulai oleh para pemimpin muslim di Fak-Fak maupun di Raja Ampat, Sorong lebih dini, sebelum kesadaran daerah lain muncul. Dalam bukunya yang di beri pengantar oleh Dr.Lance Castles, MA (dosen tamu UGM dari Austalia). Mengakui bahwa Raja Muslim dari Raja Ampat, Sorong yang bernama Abdullah Arfan mendirikan Paprtai Politik, SSM (Samas-Sama Manusia) untuk menuju penentuan nasib Papua terpisah dari Indonesia/NKRI.

Demikian juga buku yang dikumpulkan hasil karangan para aptenar Belanda yang bertugas di Papua Barat dekade 1950-1960-an akhir, yang berjudul : BELANDA DI IRIANJAYA 1945-1963, para penulis yang terdiri dari orang Belanda ada menyebut bahwa orang-orang Papua, seperti Abdullah Arfan dari Raja Ampat adalah ketua Partai SAMA-SAMA MANUSIA (PSSM), yang menginginkan Papua harus terlepas dari berbagai Pangkuan asing termasuk Indonesia/NKRI.

2. Kristen Protestan

Agama Kristen Protestan adalah agama samawi, menjadi urutan kedua, setelah Islam sudah ada 300 tahun (dari abad 15), yang menginjakkan kakinya pada bulan April tahun 1885 tidak di Tanah Besar , namun di sebuah Pulau di Utara Kepala Burung, yang kini dikenal sebagai Pulau Mansinam (sebagai bagian dari Kabupaten Manukwari). Sedangkan Kristen Ptotestan itu sendiri dibawa datang dari Jerman oleh Pendeta Otto dan Geissler yang sebelumnya mampir di Tanah Betawi, Batavia (Jakarta kini) pada tahun 1885, yang berarti 300 tahun sesudah agama Islam lebih dulu ada. (Benny Giay, 1998).

Sebelum misalnya agama Kristen Protestan datang diantar oleh Otto dan Geissler di Pulau Mansinam, Manokwari. Pada umumnya masyarakat di Tanah Papua, sama sekali belum mengenal agama manapun selain agama asli (religi asli melanesia/Papua) dan hanya sedikit tidak terlalu significant, agama Islam dianut oleh penduduk didaerah tersebut diatas. Agama Islam hanya meliputi sebahagian wilayah saja dari Wilayah Papua Barat yang luas, yang disebut sebagai daerah berkebudayaan Irarutu, yang wilayah itu tersebar didaerah disebut diatas.

Agama-agama dunia yang datang berhikmat ditengah masyarakat Papua terutama di Pegunungan Tengah, hanya baru mendapatkan tempat dihati warganya dalam tahun-tahun belakangan ini saja. Sebab kehadiran utusan Injil ditolak secara habis-habisan sampai akhirnya baru dalam tahun 1980-an, bahkan ada yang baru mendapatkan pengikut dalam tahun 1990-an baru-baru ini. (Benny Giay, 1998, h. 13).

Para Missionaris baru bisa ajak Orang Papua Pegunungan Tengah (PTP), masuk ke Geraja terbatas dari kalangan anak-anak mudanya saja. Secara serentak utusan Injil baru dapat membaptiskan anak-anak muda yang sebelumnya diikutkan dalam sekolah yang dibuka olah para missionaris Kristen. Para intelektual dengan gelar doktor yang dimiliki Papua dewasa ini adalah barisan intelektual pertama hasil didikan dari pendidikan Missionaris.

Para missionaris membuka isolasi daerah dan mendirikan pos-pos Missionaris Kristen dan Katolik yang dilakukan terus sampai Papua dimasukkan kedalam NKRI hingga dalam tahun 1970-an, sebagai awal mula terbukanya penduduk Papua atas keisolasiannya yang panjang. Padahal penduduk paling padat tersebar di Pegunungan Tengah Papua, dengan jumlah jiwa penduduknya paling besar dan padat diantara seluruh penduduk Papua didaerah pesisir yang telah lama diketahui dan berhubungan dengan dunia luar dengan berbagai pengarauh peradabannya. Penduduk PTP baru dijangkau lewat udara dengan mengunakan pesawat-pesawat twin other/cesna. Para Missionaris membuat pos untuk mendidik orang Papua dalam nilai "Kabar Gembira" yang mereka bawa untuk menggantikan agama dan nilai budaya lama dari kebanyakan orang Papua didaerah Pegunungan Tengah Papua.

Karena itu sesungguhnya mereka menolong orang Papua agak sangat terlambat dibandingkan dengan didaerah Pesisir Utara Pantai. Di Pegunungan Tengah Papua, Missionaris awalnya khawatir bahkan tidak berani, (karena mereka anggap orang Papua kanibal), untuk masuk menyampaikan apa yang dikatakan sebagai "Kabar Gembira"/menyebarkan agama di antara penduduk Pegunungan Tengah Papua, walaupun sejak lama mereka ketahui pemukiman padat di wilayah ini.

Maka disinilah letak logikanya apabila ada berita baru-baru ini yang difasilitasi oleh Pemerintah Daerah untuk membakar dan memusnahkan habis budaya dan kepercayaan lama seperti di Yahukimo. Karena itu sampai tahun 1990-an baru-baru ini belum satupun agama samawi mampu menaklukkan agama-agama lama yang secara serius dan significant. Kecuali dengan cara mereka membakar habis adat dan budaya Papua sebagaimana yang dilakukan di Yahukimo beberapa waktu lalu yang kita dengar dimediasi oleh Sang Bupatinya.

3. Agama Katolik

Agama Kaotolik dewasa ini sebagai agama besar kedua setelah Kristen Protestan, adalah agama samawi yang masuk paling terakhir di Tanah Papua dalam tahun 1830-an di daerah Merauke dan sekitarnya oleh para Kolonialis Belanda dengan dibantu tenaga guru-guru dari Maluku Tenggara (Key). Agama ini pada dasarnya adalah agama yang dianut mayoritas penduduk Belanda dan persebarannya banyak difasilitasi pemerintah. Daerah persebaran selanjutnya adalah Pegunnungan Tengah Papua (Paniai, Lembah Balim, dan daerah perbatasan PNG, seperti Suku Muyu, Arso di Utara Jayapura.

SEJARAH EMBRIO PEREJUANGAN PAPUA MERDEKA

Sebagaimana sejarah agama-agama samawi dalam berkhitmat di Tanah Papua, telah dijelaskan diatas tadi. Maka penting juga diketahui bahwa sejarah embrio pemberontakan Orang Papua sudah dimulai di Fak-Fak dan Raja Ampat, Sorong. Fak-Fak, misalnya Raja Rumagesang Umar Sekar di zaman pemerintahan Hindia Belanda, telah lama menentang Belanda yang kolonialis, terutama dalam penguasaan buah pala yang menurutnya tidak adil bagi rakayat yang di ambil dengan keuntungan besar oleh pihak Belanda.

Demikian Raja Umar Sekar, seorang Raja (Putra Asli Papua) asal Fak-Fak, yang beragama Islam, memulai melakukan perlawanan terhadap para penjajah Eropa, sebagai embrio evolusi Nasionalisme bangsa Papua Barat yang paling pertama yakni pada tahun 1934 di Papua Barat. Sehingga ia sendiri meninggal dipengasingan, yang sebelumnya keluar masuk penjara di Holandia (Jayapura), karena dipenjarakan oleh pemerinrtah kolonial Hindia Belanda dalam pertikaian monopoli (penguasaan) atas buah Pala di Fak-Fak kala itu. Belakangan Raja Muslim pemberontak ini meniggal di pengasingan di Pulau Nusakambangan. (Natalis Pigay, 2000).

Bahkan dalam sejarah Orang Papua diakui oleh Natalis Pigay dalam bukunya tentang Sejarah, "Evolusi Nasionalisme dan Konflik Politik di Papua", bahwa Pergerakan dan Pemberontakan Papua Merdeka, embrionya dimulai oleh para pemimpin muslim di Fak-Fak maupun di Raja Ampat, Sorong lebih dini, sebelum kesadaran daerah lain muncul. Dalam bukunya yang di beri pengantar oleh Dr.Lance Castles, MA (dosen tamu UGM dari Austalia). Mengakui bahwa Raja Muslim dari Raja Ampat, Sorong yang bernama Abdullah Arfan mendirikan Paprtai Politik, SSM (Samas-Sama Manusia) untuk menuju penentuan nasib Papua terpisah dari Indonesia/NKRI.

Demikian juga buku yang dikumpulkan hasil karangan para aptenar Belanda yang bertugas di Papua Barat dekade 1950-1960-an akhir, yang berjudul : BELANDA DI IRIANJAYA 1945-1963, para penulis yang terdiri dari orang Belanda ada menyebut bahwa orang-orang Papua, seperti Abdullah Arfan dari Raja Ampat adalah ketua Partai SAMA-SAMA MANUSIA (PSSM), yang menginginkan Papua harus terlepas dari berbagai Pangkuan asing termasuk Indonesia/NKRI.

IJTIHAD POLITIK MUSLIM PAPUA

Dari berbagai paparan sejarah menunjukkan, walaupun sudah tidak penting, namun demikian secara significant keterkaitan Islam sebagai suatu agama/budaya sekaligus disatu sisi, dan para pemimpin Muslim Papua, dalam Gerakan Perjuangan Papua Merdeka disisi lain menunjukkan bahwa keterkaitan erat antara Perjuangan Papua Merdeka dan ketokohan ke-Islaman-nya tidak dapat dipisahkan dalam sejarah pemberontakan Papua.

Para tokoh pemimpin Muslim Papua lebih dulu memimpin pemberontakan terhadap penjajah asing, hampir semua karena spirit dari ajaran islam itu sendiri sangat kuat, sampai-sampai Islam includ dari perlawanan itu, sehingga menjadi wajar ketika kemudian tokoh/para pemimpin Muslim Papua dapat lebih dulu tampil kedepan, terutama dalam menyemangati gerakan perlawanan perjuangan. Para Pemimpin Muslim selalu dimana-mana termasuk di Papua dulu, kini adan anti selalu tampil membela kebenaran diatas mayoritas rakyat Papua yang animisme dan pemeluk agama lain Islam.

Keunikan dan kehebatan kebenaran agama Islam sebagaimana para pemimpin Muslim yang diperlihatkan dalam sejarah diatas menjadi sangat penting bagi Musliim Papua. Tidak saja bahwa para perintis Papua merdeka adalah termasuk para Pemimpin Muslim, namun yang paling penting diperhatikan adalah nilai-nilai islam yang diajarkan sehingga dianut oleh para pemimpin Islam Papua seperti itu barangkali yang terpenting untuk Muslim Papua hari ini untuk perkembangan kedepan sehingga dapat dielaborasi terutama rekontruksi pemikiran dan sekaligus gerakan oleh generasi muda muslim sebaiknya diperhatikan sebagai gerakan "Ijtihad Politik Muslim Papua".

Dalam rangka ini Sekjen Papua Merdeka (baca, PDP), Al-Mukarrom, Muhammad Thoha Al-HAmid, telah memulainya, adalah sebagai bukti bahwa Muslim Papua selalu terdepan dan orang yang selalu pertamakali yang tampil membela atas penindasan nasib dan masa depan Papua. Beliau dengan berani menyatakan serta tampil membela hak-hak asasi manusia, serta menegakkan nilai-nilai demokrasi yang ada dalam islam dari kolonialisme bangsa Indonesia atas nasib dan penderitaan bangsa Papua Barat. Demikian juga selalu dan dimana-mana para pemimpin Muslim bila di ganggu oleh bangsa asing.

Lalu kalau begitu mengapa dalam sejarah pemberontakan dinegeri-negeri jajahan hampir selalu dan selamanya muncul para pemimpin Muslim (sekalipun mereka minoritas) untuk membela rakyat mayoritas dan tanah air bangsanya untuk membebasakan diri dari hegemoni asing dan kolonialisme?

Jawaban atas pertanyaan ini tidak lain, tidak bukan, tapi Islam jawabannya. Islam adalah agama pembebasan, Islam adalah agama kemerdekaan, karena Islam agama kemanusiaan atas kebiadaban, dan sifat kebinatangan manusia. Islam hadir untuk memperbaiki kehidupan manusia, terutama akhlaq serakah, kerakusan, penindasan, hampir selalu dan dimana-mana Islam hadir tampil kedepan untuk membebaskan umat manusia.

Demikian yang terjadi di Amerika Serikat Oleh Black Moslem, Elijah Muhammad, Malkom X, pemimpinnya Muhammad Ali, Petinju terkenal, atau Karim Abdul Jabbar, Pebasket terkenal dunia. Demikian juga yang terjadi di Timor-timor, bahwa Mari' Al-Katiri, seorang Putra Timor, yang masih berdarah Hadrol Maut (Yaman Selatan). Adalah tidak lain kecuali disemangati oleh nilai-nilai Islam yang terkandung didalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul, yang diberi teladan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagi sudi teladan, sebagai pemimpin politik di dunia yang sangat berhasil dikagumi oleh orang Barat dewasa ini sebagai satu-satunya pemimpin politik secara cemerlang menguasai separuh dunia.

Demikian juga yang terjadi dengan di Ethiopia (Habasya, Zaman Nabi Muhammad pernah Hijrah dinegeri ini), bahwa para pemimpin islam dinegeri itu tampil kedepan dinegeri mayoritas umat beragama Nasrani untuk membela kebebasan dan kemerdekaan. Demikian juga yang dilakukan oleh Syaikh Yusuf Al-Makassari di Afrika Selatan, (seorang ulama keturunan Sulawesi Selatan, di negeri orang kulit hitam dalam politik apartheid yaitu politik perbedaan antara kulit putih dari Eropa dan Orang Hitam Afrika). Demikian yang terjadi di India oleh para Mulla yang dapat kita saksikan.

Tapi pertanyaannya kembali bahwa mengapakah Para Pemimpin Muslim ini berani dan lebih dulu tampil kedepan membela hak-hak rakyat dan tanah air bangsa manapun dan dinegeri apapun adalah suatu pertanyaan yang tidak banyak yang ingin ditelusuri oleh kalangan intelektual Papua dewasa ini. Maka itu dalam tulisan dengan judul; "Ijtihad Politik Muslim Papua" adalah salah satu usaha menjelaskan kepada para pejuang papua Merdeka dari umat penganut agama lain, disatu pihak dan para mahasiswa Papua sebagai pioneer dan motor yang memegang tongkat estafet kepemimpinan Papua Merdeka, dipihak lain ingin dijelasakan disini.

Sehingga selama ini misalnya, tanpa menjelaskan secara mendasar bahwa apologi orang Papua dengan mengatakan bahwa Islam dan Muslim Papua beda dari Indonesia. Maka inilah hakikat dari lansadannya dari argumenatasi pembelaannya itu, yang sesungguhnya bersumber tidak lain tapi dari nilai-nilai agama Islam sendiri, sebagai agama kelanjutan Yahudi, Kristen dari sumber dan sekaligus kakek para pendiri Agama besar dunia yang ditenggarai sebagai agama samawi yakni Baginda Nabi Ibrahim AS/Abaraham.

A. Landasan Teologis

1. Yaa Ayyuhannasu Inna Kholaqnakum Minzdakari Waunsta Waj'alnaakum syu'uubauw Waqobaa ila Liat'arofuu. Inna akromakum 'indallahi Atqookum. Innallaha' Aliimun Khobiir.

Terjemahan bebas;

Artinya : Wahai manusia sesungguhnya Kuciptakan kamu seorang laki-laki dan perempuan, dan Kujadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa bangsa agar saling kenal mengenal diantara kamu sekalian. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Alloh adalah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Alloh paling mengetahui demikian itu.

2. Laisal birro antuwalluu wujuhakum qibalal masyriqu walmaqhrib, walakinnal birro, antu'minu billahi walyaumil akhir, waaatalmaala 'alahubbihi dawil qurba wal yatamaa wakmasakiin wabnassabiil- Akhir

Terjemahan bebas;

Artinya : Bukanlah kebaikan itu engkau menghadapkan wajahmu kearah barat ataupun kearah timur, akan tetapi kebaikan itu adalah engkau beriman kepada Alloh dan percaya pada hari akhir (hari kiamat), dan memberikan harta benda kepada kepada orang-orang yang di cintai dari kerabat keluarga dekat, orang miskin, ibnu sabil ...(sampai dengan 7 asnab yang lain yang diwajibkan dalam kewajiban zakat sebagaimana diatur dalam ajaran islam bagi muslim yang mampu).

3. Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya'budun

Terjemahan bebas;

Artinya : Tidaklah Ku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribah kepada-Ku

4. Kullu mauludin yuuladu 'alal fitroh, fabawahu yuhawwidanihi, aw yunashironihi, aw yumajisaanihi. Rowahu Bukhori Muslim.

Terjemahan bebas;

Artinya : Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci, maka yang menjadi ia sebagi sepanganut apapun nilai lain disebabkan oleh lingkungan dan keluarganya. Hadist riwayat Bukhori Muslim.

B. Penerjemahan dari dalil Qur'an dan Hadits diatas sbb :

B.1. Penafsiran ayat pertama;

Bahwa ayat pertama mengajarkan kepada umat muslim untuk selalu dengan siapapun sepanjang sesama manusia, tanpa memandang ia laki-laki atau perempuan, suku, agama, keturunan, bangsa, tempat lahir/asal nenek moyang, secara alami adalah kehendak Tuhan, penciptaan atas perbedaan latar belakang adalah rencana Tuhan, karena itu perbedaan adalah disengaja agar kita saling kenal-mengenal. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda : IKhtilafi 'ala ummati rahmatun; Artinya: Perbedaan diantara umatku adalah kasih sayang. Kesimpulannya bahwa islam memandang kemajemukan/ pluralisme sosial masyarakat umat manusia adalah alami/hukum alam.

Ada pameo yang selalu dikatakan sehingga populer yakni Jika tak kenal maka tak sayang, artinya bahwa pluralisme agama, keanekaragaman penduduk, ras, batas teritorial adalah semua disengaja agar kita selalu mau mengenali, karena kalau kita kenal atau tahu maka biasanya kita mau mengerti atau mau menerima kekurangannya, sama persis dengan orang yang jatuh cinta, kalau sudah cinta apapun kekurangannya kita selalu mau menerimanya karena kita sudah kenal.

B.2. Penafsiran ayat kedua;

Kebaikan atau keutamaan tidak datang dari barat dan tidak datang dari timur, tapi dalam diri sendiri, yakni apabila kita secara dogmatik meyakini dan mempercayai Tuhan. Jadi mempercayai diri sendiri bahwa satu-satunya kepercayaan kita selalu hanya kepada Alloh SWT. dan hari kebangkitan atau hari akhir. Konsekunsi kepercayaan dalam ayat ini hanya disebut beriman kepada Alloh dan Hari akhir, maka dengan sendirinya sesungguhnya meliputi rukun iman yang enam dan rukun islam yang lima.

Rukun iman selalu berdimensi transendental, berbeda misalnya rukun iman, kecuali konsekuensi dan imlikasi hasilnya diorientasikan kepada hakekat akan adanya iman didada. Tapi rukun islam adalah lebih diarahkan kehidupan praktis, yakni aspek sosial. Dalam rukun islam mengajarkan kepada kita untuk selalu membagi. Kita selalu harus memperhatikan lingkungan hidup kita untuk, membantu, mendukung, saling tolong menolong, saling memberi dalam waktu-waktu yang ditetapkan maupun sepanjang waktu selama kita mampu. Tapi kalau kita tidak mampu berbuat kebaikan untuk umat manusia maka kita berhak mendapatkan perbuatan baik orang sebagai amal sholeh.

Karena itu hikmah ayat ini untuk kita Papua pada konteks zaman kini adalah bahwa kita tidak boleh berharap menganggap kebaikan secara mutlak hanya salah satu arah saja. Kita mencari dukungan baik di barat maupun ditimur. Tapi kebaikan keduanya kita ambil apabila bila kebaikan itu ada. Tapi kita boleh mutlak menganggap Timur atau Barat menjadi selalu baik. Tapi dengan cara kita mempercayai diri sendiri bahwa kita mampu dan menentukan kebaikan dari semua bantuan dukungan dari mana saja arahnya dukungan itu datang. Itulah iman, Prinsip, itulah self of confident. Bahwa kita mampu merdeka dan percaya diri akan hal itu.

B.3.Tujuan Alloh menciptakan kita hanya mengabdi padanya. Apapun kerja dan profesi kita, semuanya diarahkan semata-mata mengabdi/ibadah kepada alloh. Sekalipun mati akibatnya jika itu adalah merupakan suatu ibadah maka kita menjalaninya sebagai bernialai ibadah asalkan dengan dilandasi niat dan tujuan mulia misalnya dalam jihad fisabilillah.

Dalam hadits Nabi pernah bersabda; Innamal'amalu binniyah, wainnamallikulli riimaanawa....akhir. Artinya : Segala sesuatu tergantung dari niat, karena itu niat kita selalu semata-mata li'i'la kalimatillahi Izzulislami walmuslimiin, yakni menegakkan kalimat tauhid yakni Laailahaillah Muhammadan rosulullah, yang sepadan dengan menegakkan kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan dimuka bumi. serta untuk kejayaan para pejuang kemerdekaan dinegeri tertindas, agar manusia dinegeri mereka berharkat dan bermartabat sebagai makhluk Tuhan yang mulia yang diutus dimuka bumi untuk mengatur dan memelihara alam ciptaannya.

B.4. Terjemahan Hadits;

Pada hakekatnya manusia dalam pandangan Islam adalah semuanya dilahirkan sebagi suci, karena itu ia muslim, tapi karena alam dan lingkungan termasuk orang menyebabkan seseorang menjadi komunis, atheis, muslim, kristen, yahudi dan majusi. Karena itu dalam pandangan Islam manusia tidak ada dosa warisan atau tidak menanggung dosa orang lain. Wala taziwazirotuwwizro ukhro atau Famaiyya'mal mitsqo lazdarrotin syarroiyyaroh. Wamaiyya'mal mitsqo lazdarrotin khoiriyyaroh. Karena itu dosa Indonesia atas penindasannya nasib dan penderitaan orang Papua adalah tanggungjawab para pemimpin Indonesia dan dosa itu tidak dapat dipikulkan pada masyarakat secara berjamaah. Karena itu tidak ada dosa warisan atau dosa berjamaah yang hanya dilakukan oleh oknum tertentu dari manusia.

Wallahu'alam bishowab.


http://pemikiranmuslimpapua.blogspot.com

Tidak ada komentar: