SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

09 Januari 2008

KAMPANYE DAN HUT KE 45 PAPUA BARAT

LUAR NEGERI

Peringatan hari ulang tahun ke 45 Papua Merdeka,
yang jatuh pada 1 Desember 2006, di peringati
diseluruh penjuru dunia dengan meriah. Hal ini
menunjukkan dukungan yang sangat significant bagi
pemisahan Papua untuk menentukan nasib dan masa
depan sendiri dari aneksasi Indonesia yang
dipaksakan. Dan ini menjadi bukti pula
dan penting artinya bagi kita, bahwa ada kemajuan
dari "anak-anak Papua" dalam melukakan kampanye
Papua Merdeka di sejumlah negara di benua Eropa dan
Pasifik Selatan.

Kesuksesan dan perestasi "anak-anak Papua", dalam
kampanye Papua Merdeka didunia Internasional
menunjukkan hasil tak terbantahkan lagi. Bahkan
bukti keberhasilan para pejuang Papua itu, dapat
kita ikuti dalam berbagai laporan dimilis ini,
misalnya di Inggris, Irlandia Utara da Swedia. Disana ada
para pejuang Papua seperti Tuan Sem Karoba, Benny
Wenda, Yacop Pray dan kawan-kawan lainnya.

Dalam peringatan HUT Papua Barat di Eropa
melibatkan massa LSM yang jumlahnya cukup banyak.
Itu berarti sosialisasi issu Papua Merdeka di Eropa
gencar di perjuangkan oleh kedua tokoh "anak koteka"
itu bersama kawan-kawannya menunjukkan hasil yang
tidak dapat dianggap enteng oleh Jakarta.

Tidak jauh berbeda dengan Eropa, di Pasifik
Selatan, negara-negara seperti utamanya Vanuatu,
Australia, New Zeland dan PNG, peringatan hari Ulang
Tahun ke 45 Papua Merdeka di meriahkan oleh warga
Papua yang bermukim lama di sana. Bersama LSM dan
simpatisan warga setempat Peringatan hari
Kemerdekaan Papua di peringati dengan berbagai cara.

Australia, Vanuatu, New Zeland, Fiji, PNG di
Pasifik, dan Belanda, Inggris, Irlandia Utara, Swis,
Swedia selama ini kita tahu dan dengar wakil Papua
ada disana. Negara-negara ini adalah negara yang
dalam acara HUT ke 45 Papua Barat memperingati
secara meriah dengan melibatkan banyak massa.

Dan negara-negara ini pula harapan kita tertuju akan
dukungannya di PBB dalam sidang tahunannya nanti.
Karena negara yang disebut diatas semua ini adalah
negara-negara sponsor yang selama ini memberi tempat
bagi Papua dan mendukung pemisahan Papua dari
pemerintah kolonialisme Indonesia.

Laporan yang kita terima dimilis ini oleh Tuan
Andy Ayamiseba, tokoh Nasionalis Pejuang Papua
Merdeka yang berdomisili di Vanuatu, menunjukkan
gelagat dukungan Kemerdekaan Papua Barat, disejumlah
negara diatas. Dan bentuk dukungan itu dengan adanya
warga serta sebahagian aparat pemerintah, lebih-lebih
LSM dengan menghadiri hari ulang tahun Papua Merdeka
dimasing-masing negara.

Ulang tahun Papua Merdeka, dimeriahkan oleh warga
Papua yang bermukim di sana bersama-sama dengan
warga penduduk setempat di berbagai negara baik di
Eropa maupun Australia dan utamanya di negara-negara
Pasifiki Selatan, seperti Vanuatu sebuah negara
kepulauan Pasifik, dimana seorang wakil pejuang
Papua Merdeka, yang paling utama dan dianggap paling
berhasil, Tuan Andy Ayamiseba bermarkas.

Bahkan di Vanuatu lebih meriah dengan penempilan
tarian Papua sebagaimana laporannya dalam berita
gambar (terlampir berikut ini). Di Vanuatu, negara
tetangga dan serumpun kita, selama ini kita tahu
bahwa perwakilan atau kedutaan besar negara Papua
Barat secara resmi diberikan oleh pemerintah. Hal
ini menunjukkan keberhasilan wakil Papua di negara
kepulauan itu menjadi kebanggaan tersendiri, bagi
kita bangsa Papua Barat.

Oleh sebab itu kita patut bersyukur dan
berterimakasih kepada pemerintah dan rakyat Vanuatu
dan terutama kita salut dan bangga pada wakil Papua
di Vanuatu, Tuan Andy Ayamiseba dan kawan-kawannya
yang berdomisili di negeri itu. Karena kita tahu
bahwa perwakilan resmi Papua Barat difasilitasi oleh
pemerintahan negara itu berkat lobby Para Pejuang
Papua Merdeka kepada rakyat dan pemerintah disana .

Negara Vanuatu pula salah seorang wakilnya di PBB,
berbicara tegas dan lantang untuk pemisahan Papua
dari Indonesia, untuk menentukan nasib dan masa
depannya sendiri. Kita salut dan bangga pada negara
Vanuatu dan para wakil Papua di negeri itu, terutama
Tuan Andy Ayamiseba, karena perwakilan resmi negara
Papua Barat paling pertama pernah ada dimuka bumi di
negara serumpun kita itu.

Dari berbagai laporan peliputan media menunjukkan,
peringatan hari ulang tahun Papua merdeka,
dimeriahkan dengan berbagai atraksi seni dan budaya
Papua. Seperti seni tarian indah Papua (Yospan),
dengan atribut khas sebagai lambang seni-budaya
papua, dipertunjukkan oleh masyarakat Papua
perantauan diberbagai negara, pada peringatan ulang
tahun kemerdekaan Papua yang jatuh pada tanggal 1
Desember 2006 itu.

DALAM NEGERI

Berbeda dengan diluar negeri, ditanah airnya
sendiri, Tanah Papua, HUT KE-45 Proklamasi
Kemerdekaan Papua Barat, tidak diperingati
sebagaimana peringatan sama dilakukan diberbagai
Negara Eropa dan Pasifik. Tidak ada acara peringatan
hari yang paling bersejarah bagi hidup dan masa
depan kehidupan bangsa dan negara Papua Barat itu.

Didalam negerinya sendiri HUT Papua Barat hanya ada
do'a bersama di makam Almarhum Theys Hiyo
Eluay, dan itupun hanya dihadiri segelintir orang
dari keluarga almarhum dan beberapa orang saja
terutama anggota Dewan Adat Papua (DAP).

Kita hanya mendengar ada bendera yang di kibarkan
pada pukul 05.00 pagi, dimana saat tidak ada
penjagaan ketat oleh aparat Militer Indonesia di
tiga kota Papua yakni Jayapura, Manukwari dan
Timika.

Selebihnya, seperti biasa harusnya bagi negara terjajah,
ada intruksi Kapolda agar Thaha Alhamid dan kawan-kawannya
dari PDP/DAP agar tidak boleh ada peringatan apapun pada hari
bersejarah itu. Kapolda menghimbau dan melarang keras pada
Masyarakat Papua untuk tidak memeringati apalagi menaikkan
sesuatu apapun, lebih-lebih bendera Bintang Kejora di samping
bendera Merah Putih. Kalau dapat siapapun dari orang Papua
tidak coba-coba mengibarkan Bintang Kejora di
Tanah Airnya sendiri di hari kelahirannya pada
tanggal 1 Desember 2006 itu.

Intruksi Kapolda kepada masyarakat papua sebagai
himbauan berkali-kali sejak bulan November yakni
satu bulan sebelumnya membuat rakyat Papua dipaksa
untuk mematuhi. Jika tidak, tembak ditempat! Sebagai
akibatnya kematian, tapi kalau ketahuan tidak
ditembak tapi dtitangkap di penjarah bertahun-tahun
sesudah disiksa terlebih dahulu. Pesan yang
diteruskan oleh Kapolda Papua Paulus Waterpaw dari
Jakarta dapat diteruskannya kepada Rakyat dan Bangsa
Papua.

Rakyat Papua bukan terpaksa tapi di paksa untuk
tidak mengibarkan bendera Bintang Kejora, sebagai
lambang kebangsaan sekaligus kebanggaan mereka.
Rakyat Papua untuk selanjutnya hanya punya hari
proklamasi kemerdekaan bukan 1 Desember 1961 tapi 17
Agustus 1945. Kemerdekaan mereka dibuat agar
dilupakan dan mereka di paksa dan terpaksa
menghormati Merah putih setiap upacara dikantor
setiap pagi dan pada tanggal 17 Agustus tahun 1945
saja, lain dari itu tidak boleh.

Dibawah tekanan dan ancaman pembunuhan seperti ini
kita dapat mengerti mengapa di tanah Papua sendiri
tidak diperingati sebagaimana peringatan di negara
lain oleh orang Papua dipengasingannya semeriah
mungkin sebagaimana tidak semeriah atau apalagi
tidak sama sekali karena di bayang-bayangi ancaman
kematian bagi yang melanngarnya menjadi alasan masuk
akal, bahwa kenyataannya di Papua secara terbuka tidak ada
peringatan hari ulang tahun ke 45 Proklamasi Papua Merdeka.

http://ismail-asso.blogspot.com

Tidak ada komentar: