Saya rakyat kecil dan masyarakat awam dalam pergerakan perjuangan Papua (kecuali hanya menulis), merasa amat sangat prihatin atas beberapa komentar tuan-tuan pejuang berikut ini. Dari beberapa dialog para pejuang antar negara menunjukkan kita (bangsa Papua), semakin jauh dari harapan merdeka atau malah nasib Papua terlantar oleh akibat para pejuangnya yang saling angkat diri dan kasih jatuh lain. Papua dan para pejuangnya amburadul.
Organisasi perjuangan lemah tanpa bentuk struktur yang mapan (rapih, rapat, terikat dari atas sampai ke level mahasiswa atau rakyat akar rumput Papua Barat sendiri). Dari sini kelihatan Papua siapa yang urus? Yang nampak kelihatan dari para pejuang atau pemimpin Papua yang sudah dikenal selama ini, menjadikan perjuangan dan organisasinya sebagai obyek hidup dan kehidupan pribadi dan keluarga. Singkatnya materi, orang sebut nama dia pejabat ini atau itu. Ini yang saya amati terjadi dari oraganisasi perjuangan di tanah jajahan papua bukan TPN/OPM, apalagi diluar negeri saya tidak tahu.
Lalu perjuangan untuk rakyat dan tanah air Papua bagaimana? Yang pasti dari dialog para pejuang papua dibawah kelihatan, nasib papua terlantar. Nasib papua diterlantarkan oleh orang papua sendiri. Padahal dulu dorang kastau kita rakyat, masyarakat kecil papua selalu dengan kata-kata begini : "Saya (PDP) sudah, siapa lagi yang urus, kamung pu barang tong ada urus su sampe disini, barang (merdeka) su dekat, kamorang tenang". Tapi mana hasilnya? Kita rakyat kecil sudah lama menunggu, dan sampai kapan lagi kami menuggu? Semakin tidak jelas adalah jawaban tepat untuk saat ini.
Jika yang ada saja sudah adanya seperti ini. Dari pembeberan para pejuang dibawah ini menunjukkan bahwa selama 46 bangsa Papua Barat diproklamirkan sebagai sebuah bangsa berdaulat sendiri kita tidak memiliki suatu sistem organisasi perjuangan dengan kaderisasi yang mapan untuk melahirkan kepemimpinan kuat, berani, tegas, siap hudup-mati dan tidak muda dibeli dengan Otsus, apalagi mempersiapkan pemimpin dengan jiwa tidak muda diadudomba sebagai kepemimpinan papua yang regenerasi.
Kedepan penting diperhatikan adalah :
-OPM/TPN rekruitisasi anggota muda baru dan lakukan pelatihan kepemimpinan
-Struktur oraganisasi OPM/TPN harus memiliki organisasi afiliasi (underbaw) di level, sarjana, profesi, mahasiswa, kaum ibu/wanita papua, sampai ke mahasiswa dan rakyat baik dikota maupun dikampung-kampung ditanah air papua.
Catatan : Untuk kuatnya hubungan secara emosional antara para yunior dan senior OPM/TPN sering ada pertemuan selalu terutama dalam kesempatan pelatihan, rapat, atau pertemuan apapun. Sebenarnya wacana penolakan Otsus secara seluruhnya sebagai issu bahwa otsus gagal dari sekarang bisa saja di lakukan, asalkan bagaimana mobilisasi semua komponent Papua. Kalau ada perintah (komando) OPM, mahasiswa, PNS, rakyat, mama-mama, pemuda dan semua element Papua, siap turun kejalan menggelar aksi, saya yakin bisa berhasil.
Ismail Asso
Sumbangan pikiran anak koteka untuk Papua
http://ismail-asso.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar