SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

21 Juni 2009

MEMBUNUH SEORANG MANUSIA SAMA DENGAN MEMBUNUH MANUSIA SELURUHNYA (QS, 5 : 32)

http://ismail-asso.blogspot.com





Ujian kehidupan di Dunia ini, bagaikan seseorang yang sedang berjalan di padang pasir yang terbentang luas. Tiba-tiba muncullah di depan matanya seekor harimau yang ganas dan lapar, orang tersebut lari lintang-pukang. Dibaringi dengan do'anya yang tiada putus-putusnya kepada Allah swt. Akhirnya tibalah dia disebuah gua yang membuat dia selamat dari kejaran sang harimau. Dengan nafasnya yang masih terengah - engah, dia memperhatikan keadaan didalam gua tadi. Yang pertama sekali dia lihat adalah seekor tikus putih yang sedang mengerat tali pada pegangan tangan kanannya. Adalah hal yang sama dilakukan juga oleh seekor tikus hitam ketika dia memperhatikan pada pegangan tangan kirinya. Taklama kemudian dia melihat sarang kala pada pijakan kaki kanannya, sementara pada pijakan kaki kirinya terlihat sebuah sarang lipan, binatang yang takkalah berbisa dibandingkan sang kala tadi. Akhirnya dilihatlah kebawah sekali yang membuat dia sepertinya tak berdaya, ketika melihat kerumunan ular besar dan berbisa, siap menanti kejatuhannya. Namun ketika itu angin spoi-spoi basah berhembus dari luar memasuki celah-celah gua, membawa percikan air madu. lalu terhisaplah oleh orang tadi. Karena nikmatnya madu itu, lupalah ia bahaya yang akan dihadapinya. Tak lama kemudian tali pegangannyapun putus jatuhlah dia dalam kerumulan ular yang berbisa tadi dan tamatlah riwayatnya.

Gambaran diatas menunjukkan bahwa orang yang sedang berjalan kaki di padang pasir tandus itu merupakan aktivitas manusia dipermukaan bumi ini. Sementara harimau adalah ujian yang merupakan sebagai penyakit berat, nyaris membawa maut. Ketika itu manusia berdo'a dengan sungguh-sungguh agar sembuh dari penyakit tersebut serta berjanji padaNya untuk segera taubat dari segala kesalahannya. Mulai saat itu manusia tersebut berjanji bahwa sekali-kali tidak akan bergabung lagi dengan orang-orang munafiq (baca golongan thaghut hindunrsia munafiq dan semacamnya di seluruh dunia), tidak akan tunduk patuh kepada hawa nafsunya (bisikan syaithan).

Allah masih memperkenankan do'anya sehinggalah dia tiba disebuah gua. Tali pegangannya di kanan dan kirinya merupakan umurnya yang dihabiskan siang dan malam (Tikus putih dan tikus hitam). Sementara sarang lipan dan kala menggambarkan keberadaannya dalam keadaan bahaya. Sedangkan kerumunan ular besar dan berbisa merupakan azab kubur yang bakal menimpa setelah tamat riwayatnya. Angin spoi-spoi basah yang membawa percikan airmadu merupakan ujian Allah jenis lain berupa nikmat dunia yang membuat manusia yang aduhai, sampai lupa lagi janjinya dengan Allah untuk bertaubat, keburu dikejar maut. Memang kebanyakan manusia takmampu menahan godaan dan rayuan dunia yang gemerlap, illa kalil
.
Pembaca yang mulia !
Qabil memahami betul bahwa Habil itu adalah saudaranya, namun kenapa dia tega membunuhnya? Betapa dia tak berdaya melihat kecantikan Iqlima yang merupakan ujian Allah untuk meraih dua tempat yang kontra versi kelak yaitu Syurga atau Neraka. Ternyata Qabil mengambil Syurga dunia sementara untuk akhirah dia mengambil Neraka. "Dan siapa yang membunuh Mukmin dengan sengaja maka balasannya Neraka Jahanam, kekal padanya. Allah memarahinya dan mengutuknya serta menyediakan baginya siksaan yang besar "(Q.S, 4:93).

Bal'am itu adalah orang 'alim yang tau persis bahwa nabi Musa dan Harun adalah Rasulullah, namun rayuan dunialah yang membuat dia memihak kepada Fir'aun. Adalah hal yang sama dilakukan juga oleh Amru bin Ask yang memihak kepada Muawiyah bin Abu Sofyan. Hal itu dapat kita lihat ketika berulang kali membongkar pasang barang - barangnya dari seekor keledai yang membuat pembantunya berani membuat prediksi apa yang sedang bergolak dalam kepala Tuannya, lalu menawarkan alternatif agar ikut bersama Imam Ali atau tetap saja dirumah daripada mengikuti Muawiyah yang akan membuat dia masuk neraka kelak bersama Muawiyah bin Abu Soifyan.
Namun Hur bin 'Adie adalah sosok yang brillian, betapa dia mampu melompat kedalam bahtera Imam Hussein bin Ali serta mampu melupakan bisikan-bisikan sjurgawi dunia yang gemerlap dari kubu Yazid bin Muawiyah, prototype Suharto, Gusdur, Megawati dan Yudhoyono yang kekenyangan Syngkong dan ampas kelapa dari jamu gendong made in Mbah Soekarno dan Mbak Mega.

Selanjutnya mari sejenak kita buka lembaran sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail, fannya orang-orang yang tahan uji untuk meraih jalan yang mendaki lagi sukar diatas permukaan planet Bumi ini. Ibrahim adalah Ibrahim. Dia adalah seorang teladan, wakil Allah. Dia telah mengalami pahit getirnya perjuangan menegakkan system Allah. Dia berhasil dalam segala cobaan Allah. Semua bendungan berhasil di bobolkan. Namun kali ini tak terbayangkan sama sekali di dalam sanubarinya. Isma'il adalah Isma'il. Engkau menjadi "Simbolisasi" ujian bagi setiap manusia. Siapapun di dunia ini pasti memiliki "Isma'il".

Soal jaka ditanyai orang kita (pakai istilah klasik) siapakah Ismailmu? Mana kutau Isma'ilmu. Engkau sendirilah yang tau siapa Isma'ilmu. Yang kutau hanya Isma'ilku sendiri. Apakah Isma'ilmu itu? Isma'ilku apa saja yang membuat langkahku terhalang untuk beresensi. Isma'il bagi Ibrahim adalah anaknya sendiri. Mulus tidaknya jalan Ibrahim menuju Allah sekarang tergantung sangat pada kesiapannya menggorok leher Ismail. Karena kasih sayangnya yang teramat sangat kepada buah hatinya sekarang, membuat dia menunda untuk melaksanakan perintah Allah pada hari pertama dan kedua. Sekarang hari ke tiga, Ibrahim berdiri tegak di Mina bersama anak nya Isma'il, untuk berdialog yang nampaknya sangat harmonis namun hasilnya sangat mencekam. Membicarakan soal potong-leher. Tak akan pernah terjadi dialog semacam ini sepanjang umur Dunia.

Sekarang giliran engkau untuk mengenali siapa Isma'ilmu itu. Tahukah engkau, siapa Isma'ilmu? Ismailmu itu boleh jadi "Pegawai Negeri" dalam system thaghut. Sanggupkah engkau menggorok lehernya? Bagaimana caranya? Tidak pakai pisau. Lihatlah bagaimana Tamlika, Miksamlina, Miksmilina, Maghdalena dan sahabat-sahabatnya termasuk seorang tukang kebun, menggorok leher Isma'ilnya. Padahal betapa hebatnya Isma'il mereka, gemerlap, fantastis bagaikan fasilitas Syurgawi. Isma'il mereka adalah Mentri, dalam system thaghut, Diklianus. Mereka sanggup meninggalkan gemerlapnya Istana demi mencari redha Allah. Sesungguhnya mereka keluar dari neraka menuju Syurga, yaitu dari bahtera Thaghut Dhalim menuju bahtera Allah.

Taukah kamu siapa Isma'ilmu sekarang? Isma'ilmu sangat berfariasi satu sama lainnya. Boleh jadi Isma'ilmu itu kekasihmu sendiri yang harus kau gorok lehernya dengan cara memutuskan tali cintanya, sebab kekasihmu itu akan membawamu ke neraka. (QS.2; 221) Memang dia tampan, uang pun banyak, direktur BANK, ataupun kekasihmu itu boleh jadi seorang Jendral yang kerjanya sehari-hari memimpin angkatan bersenjata untuk menganianya, membunuh rakyat jelata di daerah jajahan Tuannya, seperti yang dilakukan sontoloyo-sontoloyo Jawa di Acheh. Kalau jenis seperti ini kekasihmu, goroklah lehernya dengan pisau yang tajam, jika perlu pakai saja Aka 47.

Tahukah kamu siapakah Isma'ilmu? Setiap orang pasti memiliki Isma'ilnya. Namun yang harus engkau garis bawahi, Isma'ilmu tak pernah sama dengan Isma'ilnya Ibrahim.
Sebagai penutup, marilah kita lihat kembali secara seksama terhadap orang-orang yang bergabung dan bersatupadu dalam sistem Hindunesia Hipokrit, mau lari kemanakah mereka? Berapa banyak sudah manusa yang merka bunuh? Lihatlah mesin bunuh itu sampan sekarang masih berlangsung sebagaimana kita saksikan di West Papua dan di Republik Maluku Selatan dan barkan di Acheh juga masih dibunuh secara rahasia oleh tangan-tangan siluman. Apakah mereka tidak memahami bahwa membunuh seorang manusia sama dengan membunuh manusia seluruhnya ?

Allah berfirman: "Oleh karena itu Kami tetapkan atas Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau karena membuat kerus

---------
akan di Bumi, seolah-olah dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan siapa yang menghidupkannya maka seolah-olah dia menghidupkan manusia seluruhnya. Sungguh telah sampai Rasu-rasul Kami dengan keterangan-keterangan yang jelas, kemudian kebanyakan dari mereka sesudah itu menjadi orang-orang melampaui batas di muka Bumi" (Q.S,5:32)

Billahi fi sabililhaq
Husaini Daud Sp
Di Ujung Dunia.

Tidak ada komentar: