Bismillaahirrahmaanirrahiim.
DIBALIK KETAKUTANNYA GEORGE BUSH KEPADA PROGRAM NUKLIR RII.
Muhammad Al Qubra
Sandnes - NORWEGIA.
GEORGE BUSH SANGAT TAKUT KEPADA PROGRAM NUKLIR IRAN DIBANDING DENGAN SENJATA NUKLIR MADE IN PAKISTAN.
"Pikiran telah membawa manusia kealam serba tekhnik, namun nafsu telah menipu akal manusia untuk berkelahi sesamanya. Hanyalah agama yang "haq" datang untuk menghukum antara akal dan hawa nafsu."
Ketika kata Mutiara itu saya kemukakan kepada salah seorang guru bahasa Norwegia, dia mengatakan bahwa kata-kata tersebut tertulis dalam kitab mereka. Kalau hal tersebut benar adanya, sungguh baik sekali untuk kita angkat kembali dalam persoalan kemanusiaan dimana mereka dari dulu hingga sekarang senantiasa berperang sesamanya.
Secara historis perang itu telah terjadi antara Habil dengan Qabil, Ibrahim a.s dengan Namrud, Musa dan Harun a.s dengan Fir'aun, Isa bin Maryam a.s dengan Kaisar-kaisar di Roma, Muhammad saww dengan Abu Sofyan bin Harb, 'Ali bin Abi Thalib a.s, dengan Mu'awiyah bin Abu Sofyan, Hussain bin 'Ali a.s dengan Yazid bin Mu'awiyah.
Selanjutnya sekarang ini dunia juga tidak sunyi dari peperangan, baik peperangan diantara Komunitas Manusia dengan Komunitas Basyar (Istilah dari DR 'Ali Syari'ati) maupun diantara basyar dengan basyar itu sendiri. Kita telah menyaksikan bagaimana dahsyatnya perang dunia I dan II. Lalu sekarang ini sepertinya akan terulang kembali perang dunia ke III yang sinyal-sinyalnya terdeteksi dari rencana yang sedang di buat oleh pihak Amerika Serikat cs terhadap Republik Islam Iran (RII). Hal ini dapat kita lihat hampir di semua media cetak dan internet.
Apabila hal tersebut diatas benar-benar terjadi, perang itu bukan saja antara AS cs dengan RII tapi juga akan ikut sertakan Komunitas-komunitas Islam lainnya (Perang Dunia III).
Kalau AS mengandalkan Power dalam menyelesaikan persoalan RII, terbukti benar betapa ego nya AS itu kendatipun mereka berdalih dengan persetujuan PBB. Bila ini terjadi, RII pun menyambut keegoisan AS cs itu dengan Jihad fi sabilillah. Hal itu telah kita saksikan bagaimana berhasilnya mereka melawan serta menumbangkan System dhalimnya Syah Redha Falavi yang di backing AS cs itu sendiri. Peristiwa itu terkenal dalam "Revolusi Islam Iran", suatu revolusi yang dimotori oleh kaum dhu'afa Iran dibawah pimpinan Imam Khomaini, DR Ali Syari'ati, Murtadha Mutahhari dan lainnya--lebih hebat dari revolusi Perancis di Eropa yang di cetuska kaum Intelektual Perancis Protestant.
Barusaja berdirinya Republik Islam Iran, Saddam Husein dari Irak yang ber Idiology Baath itu mengira RII tidak berdaya untuk melawannya. Saddam melakukan intervensi untuk menakluk kan RII, sementara AS mengirimkan intelnya untuk mengacaukan barisan RII. Namun apa yang kita saksikan dikala itu ? Serdadu-serdadu paksaan Saddam Irak dari hari ke hari mundur kebelakang sementara mujahid-mujahid RII terus menggasaknya sampai mereka berada di ka wasan Irak. Mereka mengancam Saddam turun dari tahtanya atau mati ditangan kaum dhu'afa.
Andaikata tidak dibantu oleh kaum konservatif dari seluruh kawasan Arab dengan Pan Arab ismenya kecuali Syria, sudah dulu kekuasaan Saddam berakhir di bumi Irak. Sementara AS coba membebaskan para intel mereka yang disekap Mahasiswa RII, dengan menggunakan Powernya. Namun apa yang terjadi ? Ke 7 pesawat Phantom tercanggihnya dikala itu meledak semua, setelah menghantam gunung kapur Iran di pagi-pagi buta. Lalu Imam Khomaini berpidato panjang lebar yang dimulainya dengan kata-kata:"perang Badar telah terulang kembali".
Ketika AS menyerang Libiya, Imam mengatakan: "Amerika Serikat boleh saja coba belajar untuk menyerang Iran, tapi mereka harus sadar bahwa teluk Sidra tidak sama dengan teluk Parsi". Ketika AS cs melakukan embargo terhadap Iran, Imam mengatakan: "Amerika Serikat cs boleh saja membuat beton diselingkar negara kami, tapi bagi kami tidak menjadi masalah asal ada tanah dan air sudah cukub bagi kami". Ketika hampir seluruh dunia meramalkan kematian Imam, Khomaini mengatakan: " Satu Khomaini hilang akan muncul beribu Khomaini lainnya" Kini dapat kita saksikan apa yang diucapkan Imam Khomaini itu. Berjuta "khomaini" siap menghadapi AS, bahkan dari berbagai pelosok dunia datang berduyun-duyun ke kota Qom, pencetak kaderisasi "Khomaini".
Apa yang saya kemukakan ini menjadi pertimbangan bagi AS cs khususnya dan negara-negara manapun pada umumnya bahwa betapa sering golongan yang kecil mengalahkan golongan yang besar disebabkan golongan yang kecil itu benar-benar berperang karena Allah, sementara golongan yang besar itu berperang karena Tuannya, egois dan takabbur seolah-olah merekalah yang berkuasa.
AS cs sekarang memprotes agar RII menghentikan program Nuklirnya. Sementara semua negara mengetahuinya bahwa AS cs lebih duluan mengembangkan senjata nuklir itu, kemudian diikuti negara-negara lainnya saeperti India Pakistan dan Korea. Lalu kita bertanya, bagaimana mungkin AS cs itu memprotes agar negara lain tidak mengembangkan program Nuklir sementara mereka sendiri terus meningkatkan agar lebih hebat lagi. Kalau mereka menginginkan dunia ini aman dari kemungkinan pemusnahan, logisnya mereka duluan yang menghentikan pengembanngan nuklirnya.
Ketika AS cs hendak menyerang Irak pihak PBB tidak menyetujuinya, namun AS cs itu tidak menggubris sama sekali. Padahal apa yang mereka lakukan di Afganistan belum selesai lagi persoalannya masih saja melakukan terhadap Irak, konon lagi hendak menyerang RII—yang akan memperkuat benarnya opini dunia tentang ke egoisan AS cs di mata dunia. Saya ketahui bahwa orang-orang AS dan sekutu-sekutunya termasuk orang-orang yang maju dalam banyak disiplin Ilmu dan saya ketahui juga mereka senantiasa berbicara tentang kemanusiaan dan HAM. Justru itulah saya tulis seruan ini semoga mereka yakin bahwa apa yang saya serukan ini adalah alternatif yang terbaik bagi manusia demi kedamaian dunia pada umumnya. Justru itulah saya menyerukan kepada AS cs untuk mengurungkan rencananya agar menggunakan alternatif lain yang lebih manusiuawi.
Kalau pihak AS cs telah menyerukan kami bangsa Acheh - Sumatra agar menghentikan pepe rangan dengan Indonesia untuk menempuh jalan damai telahpun kami terima sehingga lahirlah MoU Helsinki. Justru itu AS pun harus menyelesaikan persoalan dengan RII melalui adu argu mentasi bukan adu Jotos yang bertentangan dengan hakikat kemanusiaan itu sendiri yang difasilitasi dengan alat fikir. Kalau AS tetap mempertahankan prinsip kontra kemanusiaan itu, bagaimana mungkin disatu sisi mengharapkan agar orang lain tidak menggunakan kekerasan sementara mereka sendiri tidak pernah berfikir tentang tindakannya itu.
Dulu pernah terjadi perang antara orang - orang Kristen dengan orang-orang Islam di jaman Salahuddin Al Aiyubi yang terkenal dengan "Perang Salib". Namun Al Aiyubi dengan segenap kemampuannya berhasil meredakan peperangan tersebut untuk menempuh jalan lain yang lebih baik yaitu "perang Argumentasi" Nampaknya AS ingin menempuh jalan kekerasan yang sudah dihentikan oleh Salahuddin Al Aiyubi itu. Betapapun Republik Islam Iran tidak gentar untuk menghadapinya. Mereka itu bagaikan Komunitas lebah yang tidak akan mengganggu pihak manapun kecuali pihak itu sendiri yang coba-coba mengganggu mereka.
Kembalai ke kata-kata mutiara yang saya kutip diatas:
"Pikiran telah membawa manusia kealam serba tekhnik, namun nafsu telah menipu akal manu sia untuk berkelahi sesamanya. Hanyalah agama yang "haq" datang untuk menghukum antara akal dan hawa nafsu."
Jelaslah disana bahwa hanya agama yang "haq" lah yang dapat menghentikan peperangan itu sehingga serba tekhniknya alam yang telah dipermak sebagai hasil dari kreatif pikiran manusia dapat dinikmati oleh manusia itu sendiri dengan mengajari "basyar-basyar" agar ber Esensi untuk menjadi manusia yang jujur, adil, aman dan mulia. Namun demikian, kitapun menyadari bahwa jangankan kata-kata mutiara diatas, Kitab yang diturunkan Pemilik dunia ini saja sebagai pedoman hidup agar tidak sesat di "lautan yang tak bertepi" tidak ada manfaatnya bagi penghu ni bumi ini kalau tidak ada para "Utusan dan Imam" untuk menterjemahkan/menjelaskan mak sudnya yang tepat untuk manusia--juga tergantung lagi kepada bersedia tidaknya komunitas manusia untuk tunduk patuh kepada para Utusan tersebut. Hal itu perumpamaan para pasein mengikuti Dokternya untuk penyembuhan dan meyakini perlunya sang Dokter untuk menter jemahkan "Kitab pengobatan" yang menghasilkan resep-resepnya.
Sesungguhnya Pemilik dunia ini telah memfasilitasi manusia dengan alat pikir untuk membe dakan manusia dengan semua makhluk lainnya di palanet Bumi ini. Hal ini saya yakin tidak seorang manusiapun yang tidak setuju dengan kalimat pernyataan diatas kecuali orang -orang yang tidak waras. Setelah itu kitapun harus meneliti dengan secermat mungkin, mana agama yang "haq" sebagaimana disebutkan dalam kata-kata mutiara tersebut diatas. Hal ini kita ketahui persis bahwa hampir semua komunitas mengklaim bahwa agama merekalah yang haq atau benar, baik orang Katolik maupun orang Protestan, baik orang Sunni maupun orang Syi'i, baik orang Kristen maupun orang Islam.
Justru itu untuk membuktikan mana agama yang benar (Haq) sebagaimana tertera di kata-kata mutiara tersebut diatas, dibutuhkan "Dialog" yang sehat, adil dan Jujur. Bukan untuk mencari "menang" tapi mencari "kebenaran" agar kita terelak dari peperangan, agar kita terelak dari egoisme, agar kita terelak dari saling tuduh menuduh bahwa pihak lawanlah yang salah, agar kita sesuai dengan pengetahuan kita bahwa kita semua berasal dari Adam dan Hawa. Sehingga benar-benar kita satu keluarga yaitu keluarga "Malaikat" yang dijadikan dari tanah, dimensi yang paling hina namun dikombinasikan dengan Ruh, spirit suci. Sedangkan musuh kita yang sebenarnya adalah golongan makhluk yang dijadikan pemilik Dunia ini dari "Api", yang senanti asa mengelabui akal manusia untuk berkelahi sesamanya, sehingga dibangkitkan kelak oleh Pemilik Dunia ini bersama makhluk yang dijadikan dari api itu sebagai basyar-basyar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar