SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

20 Juni 2009

SYSTEM PENCURI 7

http://ismail-asso.blogspot.com


YANG PEGANG TALI, YANG PEGANG BAJI DAN YANG DUDUK SENDIRI SAMA SAJA Muhammad Al Qubra
Sandnes - NORWEGIA.

SIAPAPUN YANG BERDIAM DIRI MENYAKSIKAN SUATU KEDHALIMAN, LEBIH JAHAT DARI KEDHALIMAN ITU SENDIRI

Ada pepatah Acheh seperti ini: "Simat taloe, si peh badjoe dan si duek keudroe saban desja". Artinya:"Yang pegang tali, yang pegang baji dan yang duduk sendiri sama dosanya". Kalau yang pegang tali dan yang pegang baji, sangat mudah untuk kita pahami bahwa kedua model pihak yang terlibat dalam kemungkaran itu berdosa (akan mendapat hukuman Allah kelak). Namun yang perlu kita analisa kenapa orang yang hanya duduk sendiri, menyaksikan kedhaliman itu juga turut bersalah dan sama kapasitas salahnya dengan pelaku itu sendiri. Inilah yang tak pernah dipahami orang-orang yang bersekongkol dalam system Indonesia Munafiq dan Dhalim. Kendatipun ada beberapa orang TNI/POLRI yang tidak tinggal shalat, puasa, membayar zakat dan bahkan naik haji lagi, mengimami shalat jamaah, bekhutbah dimimbar-mimbar mesjid "Dhirar", mereka tetap saja sama dengan serigala-serigala haus darah lainnya, dhalim dan terkutuk. Inilah yang dimaksudkan system. Siapapun yang ikut berputar ketika penguasa dhalim memutar ”roda gilanya” system, sama dhalimnya dengan penguasa itu sendiri. Jelasnya System Taghut yang dhalimt umpama bahtera yang sedang menuju Neraka secara pelan tapi pasti.

Berdasarkan pepatah tersebut diatas, ternyata Islam di Acheh itu, sudah Idiologis sejak dulunya. Hal ini penting untuk kita analisa sebab erat hubungannya dengan perjuangan bangsa Acheh dahulukala ketika mereka melawan penjajahan Belanda. Kenapa Belanda tidak mampu mengalahkan Acheh ketika itu, kendatipun ditambah dengan sontoloyo-sontoloyo Jawa yang kuburan mereka dapat kita saksikan di Kherkhot 1 Banda Acheh.

Jawabannya adalah bahwa bangsa Acheh dulu memahami persis keberadaan orang-orang yang hanya menjaksikan kedhaliman di depan hidungnya, sama dhalimnya dengan orang-orang yang sedang mendhalimi itu sendiri, yaitu dalam hal ini Penjajah Belanda (si mat taloe dan si peh bajoe). Andaikata kita analisa lebih jauh lagi, pepatah tersebut selaras dengan apa yang di kumandangkan Imam Khomeini bahwa orang-orang yang berdiam diri menyaksikan suatu kedhaliman, lebih jahat dari kedhaliman itu sendiri.

Sayang beribu kali sayang bahwa Idealisme bangsa Acheh masa lalu telah di netralisa sikan oleh Snouck Hurgronje dalam jangka waktu yang begitu lama. Dan kinilah bangsa Acheh bangkit kembali dengan siasah fatanahnya. Beberapa bangsa lain bolehlah menganggap remeh buat sementara waktu terhadap bangsa Acheh, namun jika di umpamakan dengan pribadi seseorang jelas bahwa Bangsa Acheh bagaikan seseorang yang sanggup menempuh perjalanan hidup kendatipun banyaknya rintangan sementara kebanyakan bangsa yang lain umpamakan seseorang yang hidup manja tanpa ritangan apapun.

Kembali ke persoalan diatas tadi bahwa kedhaliman di Indonesia itu exis secara system. Dan system Indonesia itu persis bagaikan "System Pencuri 7" (Koruptor). Memang dalam negara tersebut ada fasilitas dan sarana agama apapun seperti mesjid, Pesantren organisasi Islam ini, organisasi Islam itu. Namun kesemuanya tunduk patuh kepada Rajanya Pencuri. Jadi apa artinya mereka mengatakan Islam ini Islam itu, tetap sama saja dengan Pencuri tujuh itu. Hanya penampilannya saja yang "mentreng" berkat hasil curiannya (baca korupsi)
.
Jadi ketimpangan mereka orang-orang "Pintar" itu terletak pada satu cenel saja yaitu cenel System. Untuk lebih gamblang pahami saja sebagai "Bahtera". Jadi ada yaqng namanya bahtera pencuri tujuh, dimana didalamnya masih ada orang yang meyakini wajibnya Shalat sementara mereka tetap saja tunduk patuh kepada Rajanya pencuri 7 tersebut, tanpa mampu melompat kedalam "Bahtera" yang redha Allah. Disinilah ketidak berdayaan mereka dalam berfikir. Sebahagian mereka memang berusaha untuk melompat, namun lompatan mereka terlalu dha'if. Mereka tak mampu melompat jauh keluar dari orbitnya bahtera tersebut, ketika bahtera itu berada dalam kecepatan tinggi. Ketidak mampuan mereka adalah disebabkan banyaknya kesalahan yang mereka lakukan terhadap kaum dhu'afa.(Q.S, 2:8 - 20)

Billahi fi sabililhaq
Muhammad Al Qubra
Sandnes, Norwegia.

Tidak ada komentar: