Bismillaahirrahmaanirrahiim
BASYAR-BASYAR YANG BERTEBARAN DI RI DENGAN GAYA HUKUM RIMBA-NYA
Ali Al Asytar
ACHEH - SUMATRA
BASYAR CENDERUNG KEPADA PRILAKU BINATANG BUAS DENGAN MENAMPILKAN HUKUM RIMBA
Yang namanya manusia difasilitasi Allah dengan alat fikir di kepalanya masing-masing. Apabila manusa tidak tundukpatuh kepada Allah yang menjadikan Alam semesta serta diri manusa sendiri, mereka akan sesat selama-lamanya. Type makhluk seperti itu disebut basyar, pinjam istilah DR Ali Syariati, ahli fikir yang belum ada duanya di jaman kita ini. Basyar adalah makhluk yang tidak berbulu ditangannya. Andaikata berbulu, berarti mawas atal gorilla, bukan basar. Baasyar makhluk yang sekedar exist di Dunia ini. Mereka tidak pernah beresensi.
Perlu digaris bawahi bahwa manusia memecahkan persoalan dengan pikiran yang dianugerahkan Allah kepadanya, sedangkan basyar cendrung kepada prilaku binatang buas dengan menampilkan "Hukum Rimba" sebagaimana sepak terjang ”serigala - serigala” haus darah dalam system Hindunesia. Ini bukan pernyataan emosionil, tetapi realita.
Pernyataan saya ini memang pahit dan lebih pahit dari pil Knine, namun itulah yang dapat menjembuhkan "penyakit malarianya" bagi orang - orang yang bersekongkol dalam system thaghut Pancasila. Siapakah diantara mereka yang mampu berpatah balik sebagaimana Hurr berpatah balik untuk memihak kepada Imam Hussein di medan Karbala ?
Model Hur itulah yang termasuk manusia brillian, mampu melawan segala fasilitas gemerlap yang di tawarkan Yazid bin Mu'awiyah bin Abu Sofyan, demi keselamatan Akhiratnya -- memilih Shahid bersama cucu Rasulullah saww, Imam Hussein bin 'Ali karamallahu wajhah.
Tinjauan Existensi Manusia Secara Alami
Manusia hidup di Dunia ini penuh dengan ujian dan tantangan untuk menuju tempatnya semula (baca tempat Adam bersama Siti Hawa). Andaikata tidak berhasil , mereka akan masuk neraka dan kekal selama-lamanya. (na'uzu billah min zalik). Hal ini dapat kita analisa proses tumbuh-tumbuhan sebagai "ayat" Allah yang alami. Ambillah contoh pokok kelapa dimana setiap tungkulnya bisa berbunga lebih-kurang seribu bakal buah. Namun yang sempat menjadi putik lebih-kurang lima puluh buah. Lalu putik tersebut mampu menjadi kelapa siap pakai lebih-kurang 25 buah (kelapa muda), itu pun masih teruji lagi dengan gangguan tupai sehingga tinggal hanya lebih-kurang 10 buah yang lebih bermanfa'at untuk manusia.
Kemudian kita lihat contoh yang lain dari pohon Durian yang representant, mampu berbunga sekitar satu milyar calon buah. Dari satu milyar itu yang sempat jadi putik lebih-kurang satu juta. Dari satu juta itu yang berhasil untuk melawan ujian sengatan serangga, hembusan angin, guyuran hujan dan sebagainya lebih kurang 5 ratus buah. Dari 5 ratus buah itu masih mengalami ujian jenis lainnya seperti kalong, tupai dan penjakit alami lainnya yang membuat buah itu tawar rasanya. Akhirnya yang dapat bermanfaat untuk manusia atau memenuhi standar durian sekitar lebih-kurang 200 buah saja.
Demikianlah gambaran manusia ini. Pertama kita ambil saja yang telah berikrar untuk mengucap dua kalimah syahadah. Lalu di uji lagi yang ada melakukan Shalat, Saum dan membayar zakat. Lalu di uji lagi dengan ber amar makruf nahi mungkar. Akhirnya diuji
dengan "Bahtera" yang kita naiki, apakah bahtera yang tunduk patuh kepada Allah atau
kepada Thaghut, apakah mereka termasuk orang-orang yang bersatupadu untuk membela kaum dhu'afa, melepaskan beban yang menimpa kuduk-kuduk mereka (QS.7:157 & QS,90:12-18) atau egois hanya mementingkan diri dan keluarganya saja.
Akhirnya penganut Islam yang lebih kurang 2 milyar, tinggal yang benar-benar beriman mungkin hanya sekitar puluhan ribuan saja. Bayangkan berapa orang yang termasuk benar-benar beriman dari orang - orang di pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Barat. Akhirnya kita bertanya pada dirikita masing-masing adakah saya ini termasuk dalam bilangan orang-orang yang sedikit itu/benar-benar beriman, sehingga terbebas dari siksaan api Neraka ? Jawabannya marilah kita berusaha dan doa sesuai dengan petunjuk Nya sebagaimana yang diaplikasikan para Rasul, Imam - Imam dan Ulama warasatul ambia, bukan ulama gadongan.
Nah persoalan yang terjadi diantara orang - orang yang bersekongkol dalam system thaghut Pancasila dan orang - orang yang antithesis dengan mereka juga merupakan proses ujian Allah untuk menentukan kemenangan atau kekalahan Akhiratnya. Kebanyakan manusia enggan melihat persoalan kenegaraannya dengan kacamata Al Qur-an. Akibatnya mereka cenderung menampilkan "hukum Rimba", Yang kuat memakan yang lemah, yang kaya memperbudak yang miskin, yang pintar membodoh-bodohi kaum dhu'afa
Billahi fi sabililhq
Ali al Asytar
ACHEH - SUMATRA
------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar