Bismillaahirrahmaanirrahii
KORUPSI DALAM SYSTEM HINDUNESIA MEMANG TUMBUH SUBUR DAN
SUDAH MEMBUDAYA.
Ali Al Asytar
ACHEH - SUMATRA
.SUDAH MEMBUDAYA.
Ali Al Asytar
ACHEH - SUMATRA
Sedikit tanggapan atas pandangan saudara Rizali, Tabrani Yunus dan Mr Murizal tentang korupsi dalam system Hindunesia.
Disatu sisi kalian sepertinya anti korupsi, namun di lain sisi kalian masih mempertanyakan dimana posisi kalian sebaiknya, didalam, disamping atau didepan "Bis Korupsi". Nampaknya tak ada alternativ disana. Persoalannya andaikatapun kalian berani menghadang didepan bersama-sama kawan yang lainpun tidak akan pernah dapat menjelesaikan masalah tersebut. Kemungkinan besar kalian akan terpuruk kedalamnya tanpa kalian sadari. Kalian model tambal sulam buat kain yang sudah lapuk.
Ma'af, kalian masih harus merenungkan lebih dalam lagi. Lihatlah Dr Amien Rais betapa hebatnya ketika beroposisi kepada Suharto, namun what's next ? Dia tidak mampu keluar dari system yang sudah kadaluarsa itu. Beliau coba menambal "baju" Indonesia yang sudah lapuk. Padahal dia pernah menjadi Bintang Reformasi yang dibanggakan mahasiswa Indonesia, namun akhirnya dia terpental sampai fisiknyapun ikut memberi "tanda-tanda" ketika rambutnya rontok. Hal ini disebabkan lupa kepada "Petunjuk" yang pernah diberikan Allah untuk menumbangkan yang "bathil" dan membangunkan yang "haq". Hal ini dapat anda saksikan dalam beberapa alinia dari tulisan Ustaz Ahmad Sudirman dibawah ini:
"Atau dengan kata lain, Amien Rais, salah seorang muslim yang diharapkan bisa membawa dan merobah haluan bahtera negara pancasila yang berisikan dan berdasarkan nilai-nilai pancasila yang lemah dan rapuh kepada nilai-nilai yang telah digariskan Allah SWT melalui Rasul-Nya Muhammad saw, ternyata justru ia makin mendekapkan dirinya kepada pantulan-pantulan api pancasila yang makin melemah dan meredup. Sehingga tanpa ada pikiran yang lebih jauh kedepan sanggup meluncurkan pikirannya "We are not going to build an Islamic state. I don't want this never-ending argument; we should stick to Pancasila and that's it. Some Indonesians call for an Islamic state but we can ignore them, because most want a secular, democratic state". Pernyataan Amien inilah, cepat atau lambat, yang saya anggap sebagai suatu kelemahan dan bumerang bagi Amien Rais. Walaupun mungkin Amien berargumentasi bahwa apa yang diucapkannya itu berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya. Atau dengan kata lain, menurut hatinya perlu tegak negara Islam, tetapi berbeda dengan yang diucapkan mulutnya (karena takut tidak bisa bergabung dengan masyarakat sekular internasional). Atau itu merupakan suatu taktik dari seorang politikus yang tidak bisa dipegang ucapannya." (Ahmad Hakim Sudirman Homepage, Stockholm, 7 Nopember 2000).
Ketika Amien Rais menghadang "Bis Dhalim Suharto" memang cap jempol untuk beliau tapi ketika bis Suharto itu digulingkan mahasiswa dibawah pimpinannya, Amien masuk kedalam nya dan itulah yang menyebabkan dia salah kaprah sekarang ini sampai begitu bloonnya ketika dia menanggapi antusiasnya masyarakat Acheh menyambut Pemimpinnya, PM Malik Mahmud dan Dr Zaini 'Abdullah dari Swedia.
Ternyata Amien Rais adalah manusia sekuler yang tidak berIdeology Islam, tapi Pragmatis. Tipe manusia seperti itu cepat atau lambat akan mendapat kutukan Allah sebagaimana Gus Dur dan Munawir Sadjali sebagai Bal-'am yang menuhankan Suharto.
Kembali kepada saudara Rizali dan Murizal cs. Apa yang kalian perbincangkan di milis Acehkita group memang menarik perhatian orang, tapi masih kosong dari Ideology Islam, kecuali prakmatis.
Tulisan saya ini tidak bermaksud menahan kalian dari berbuat apa yang sedang kalian buat, tapi untuk merenungkan lebih jauh lagi bagaimana sesungguhnya orang-orang yang mendapat redha Allah berbuat ketika berhadapat dengan system Dhalim dan korup seperti Indonesia itu.
Disini terbukti benarnya GAM dan segenap pendukungnya. Semoga pihak GAM yang sekarang masih dalam proses perjalanan akan mampu menghadapi system Hindunesia dalam membangun Acheh masa depan, bebas dari pengaruh Hindunesia.
Sekarang bukalah mata kalian lebar-lebar agar kalian tidak terfokus pada"Bis Korupsi" saja tapi dapat menembusi cakrawala khususnya "Bis Hindunesia Dhalim dan Korup". Siapapun yang akan menjadi presiden dalam system Pancasila dengan UUD 1945 - nya yang sekuler itu sama saja bahwa rakyat banyak tetap hidup morat-marit. Hanya kaum "elit" dan orang-orang yang "panjang lidah" saja yang menikmati kesenangan diatas penderitaan kaum dhuafa.
Rasulullah telah menyatakan:"Tidak beriman salah seorang kamu yang tidur kenyang sementara tetangganya lapar". Rasulullah juga menyatakan:"Tidak pernah beriman kepadaku orang yang tidur kenyang sedangkan tetangganya kelaparan, dan jika penduduk sebuah Kampung tidur nyenyak sedangkan salah seorang dari mereka ada yang kelaparan, maka Allah tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat". Pertanyaan: Berapa banyak orangkah yang tidur perutnya dalam keadaan keroncongan di Indonesia dan Acheh -Sumatra sekarang?
Dengan Hadist ini saja terbukti mereka tidak beriman tetapi hipokrit alias munafiq walau berjingkrak-jingkrak keluar negeri mempropokasikan mereka memiliki penduduk Islam yang terbesar di Dunia. Bukankah itu kebohongan yang nyata? Islam itu Rahmatan lil 'alamin. Adakah Indonesia itu rahmat kepada orang Papua, Ambon, Acheh - Sumatra dan rakyatnya sendiri?
Terakhir, inilah yang perlu kiranya untuk saya komentari sehubungan dengan tulisan dari milis Acehkita group, diantaranya pandangan-pandangan saudara Rizali, Tabrani Yunus dan Mr Murizal tentang korupsi.
Billahi fi sabililhaq
Ali al Asytar
Acheh - Sumatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar