BAGAIMANA MUNGKIN SEBAHAGIAN ORANG BERFIKIR BAHWA SEMUA SAHABAT ITU TIDAK BOLEH DIHINA DENGAN ALASAN SEMUA MEREKA BAIK. REALITANYA MALAH SEBAHAGIAN SAHABAT MENGHINA RASULULLAH SENDIRI
KALI INI KITA BUKTIKAN SATU DULU
BIAR PELAN TAPI PASTI
Ali al Asytar
ACHEH - SUMATRA
KALI INI KITA BUKTIKAN SATU DULU
BIAR PELAN TAPI PASTI
Ali al Asytar
ACHEH - SUMATRA
Ada beberapa hal yang perlu kita klarifikasi terhadap tuduhan Bang Him Morning tersebut:
Pertama, BHM menuduh bahwa Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni).
Kalau Syiah "dianggap" menyimpang, masyarakat biasa saja bisa paham bahwa itu adalah "anggapan" yang tidak terbukti. Demikian juga ketika BHM menuduh bahwa sudah lama (Syiah) mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah. Realitanya di RII justru memberi perlindungan terhadap Sunni sama seperti perlindungan terhadap Syiah, bahkan terhadap orang non Muslim juga diberikan perlindungan. Ini adalah esensi Islam dimana manusia itu bersaudara kemanusiaan. Yang takdapat dilindungi hanyalah pihak yang mencoba-coba merusak tatanan System RII. Tidakkah BHM berpikir sebelum melambungkan fitnah tersebut, apakah dapat diterima oleh orang-orang yang memiliki alat fikir yang lumaian, bagaimana mungkin Syiah hendak menyempitkan ruang gerak saudaranya dari Sunni, sementara realitanya mereka justru berdaya upaya untuk mempersatukan Syiah dan Sunnah di kawasan Arab (baca timurtengah) dan Afrika (baca Mesir, Sudan Aljazair, libia dan sebagainya) agar tidak mudah dihasut AS dan sekutunya. Sekarang hasil daya upaya RII tersebut sudah mulai nampak hasilnya. Beberapa bulan yang lalu Yusuf Kardawi, tokoh Sunni Mesir datang ke Indonesia secara khusus untuk mengingatkan Sunnah dan Syiah agar bersatu serta melarang orang Sunni menganggap Syiah sesat.
Kedua, BHM menghina Pengikut Ahlulbayt Rasulullah itu sebagai Rafidhi, sementara kebanyakan dari mereka adalah pengikut Imam Syafi'i. Dikala Syafi'i masih hidup sangat terkenal ucapannya ketika pihak lain menuduhnya sebaagai Rafidhi: "Andaikata disebabkan saya mencintai ahlulbayt Rasulullah saya dituduh Rafidhi, saksikanlah bahwa saya ini adalah Rafidhi". Ke 4 mazhab Imam Sunni tersebut sangat hormat kepada ahlulbayt Rasulullah. Hal ini dapat dimaklumi bahwa ke 4 mereka berguru ke pada Imam Syiah (baca Jakfar ash Shaadiq), Imam ke 6 Syiah Imamiah 12. Imam Hanafi (nukman) dan Imam Maliki berguru kepada Imam Jakfar ash Shadiq. Terkenal pengakuan Imam Hanafi: "Celakalah Nukman kalau tidak 2 tahun bersama Imam Jakfar Ash Shadiq". Terkenal pula pengakuan Imam Malik: " Tidak kutemui orang yang demikian a'lim, wara' dan zuhud selain Imam Jakfar ash Shadiq". Kepada Imam Malik bergurunya Imam Syafi'i dan kepada Imam Syafi'i bergurunya Imam Hanbali.
Dizaman Raasulullah dan paska kewafatannya tidak seorangpun yang digelar Imam kecuali Imam Ali bin Abi thalib. Sesuai pengangkatan dari Allah dan Rasulnya di Ghadirkhum hanya 12 orang saja sebagai Imam yang diutus sebagai penerus kepemimpinan Rasulullah (Imamah) paska kewafatannya dan sebagai hujjah Allah di kolong Langit. Tapi mengapa Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali digelar juga sebutan Imam? Afala ta'qilun? Gelar Imam terhadap mereka ini disebabkan mereka ada persamaaannya dengan Imam 12 sebagaimana gelar Imam kepada Imam Khomainia dan Imam Ali Khamenei sekarang ini. Antara Imam 4 tersebut dan Imam Syiah juga tidak bermusuhan (masak murid memusuhi guru?). Ironisnya kenapa diantara pengikut Imam 4 itu saling kafir mengkafirkan? Ironisnya lagi kenapa orang yang mengaku mengikuti Imam yang 4 tersebut mengkafirkan pengikut guru dari Imam 4. Lebih ironisnya lagi justru menuduh Syiah yang mengkafirkan Sunnah.
Sesungguhnya Imam 4, Imam Khomaini dan Imam Ali Khamenei sekarang ini. itu bukan Imam yang diutus (sebagaina imam yang 12), tapi sebagai gelar kehormatan. Wakil Imam dari Imam Muhammad al Mahdi yang sekarang dalam ghaib kubra saja hanya 4 orang disaat beliau masih dalam kondisi ghaib Syughra. Jadi Imam Khomaini dan Ali Khamenei bukan wakil Imam al Mahdi tapi "wakil" Imam al Mahdi.
Ketiga, BHM salah tafsir ketika Presiden RII, Mahmud Ahmadinejad mengatakan bahwa Talhah bin Ubaidillah dan Zubeir bin Awwam mengikuti Muawiyah. Benar kedua orang tersebut meninggal sebelum Muawiyah menguasai kaum muslimin secara bathil. Talhah dan Zubeir mati dalam perang Jamal, tapi justru Muawiyah yang bermain dibelakang layar perang Jamal, dimana Muawiyah berjanji kepada kedua Talhah dan Zubeir akan mengangkat mereka sebagai Khalifah paska kekalahan Imam Ali secara berurutan. Itulah pengertian Talhah dan Zubeir mengikuti Muawiyah paska kewafatan Rasulullah.
Sedikit halnya tentang Talhah. Dia itu pernah beberapa kali menyakiti hati Rasulullah. Kita tau persis bahwa siapa saja yang menyakiti Imam Ali sama dengan menyakiti Rasulullah, siapa yang menyakiti Rasulullah sama dengan menyakiti Allah (hadist ghadirkhum). Diantara kelancungan lidah Talhah adalah ketika dia bercanda dengan Siti Aisyah. Rasulullah melarangnya, bukan karena cemburu tapi memang ketentuan dari Allah (baca ketentuan Islam). Ketika Rasulullah menegurnya tidak membuat Talhah sadar tapi malah mengucapkan kata yang lebih menyakitkan lagi: "Apa artinya dia melarang kita? Kalau dia meninggal nanti akan kukawini Aisyah. Lalu Allah lansung menegurnya dengan larangan mengawini bekas isteri Rasulullah. Allah menyatakan nahwa setiap isteri rasulullah adalah ummul muslimah wal muslimin. (Masihkah ada orang yang lugu berpegang pada hadist palsu made in Abu Hurairah atas perintah Muawiyah bahwa para sahabat Rasul umpama bintang-bintang terhadap ummahnya?)
Adapun Zubeir bin Awwam semoga Allah mengampuni kesalahannya melawan Imam Ali dan mendengar janji kosong Muawiyah. Ketika Imam Ali berhadapan dengaan Zubeir dalam perang Jamal, Imam tidak membunuhnya tapi mengatakan: Oh sahabatku Zubeir. Masih ingatkah kamu ketika Raasulullah menopang tangannya pada bahuku lalu mengatakan kepadamu bahwa engkau akan memerangiku kelak secara zalim?. Zubeir langsung meneteskan airmataa seraya mengatakan mengapa baru sekarang engkau mengingatkanku yang sudah lupa? Zubeir langsung menjauh dari pertempuran menemui sebuah balai lalu meminta ampun kepada Allah, lalu shalat 2 rakaat. Ketika pengikut salah seorang dari pengikut Imam Ali melihat Zubeir lagi Shalat, menebas leher Zubeir lalu membawanya kepada Imam Ali. Imam memarahi orang tersebut, kenapa kamu membunuh orang yang sudah taubat? lalu Imam menghukum orang tersebut untuk dibunuh juga (hukum qisas). Justru itulah saya berdoa kepada Allah, semoga Allah memaafkan kesalahan Zubeir bin Awwam..
Billahi fi sabililhaq
Ali al Asytar
Acheh - Sumatra
From: vande charba
To: IACSF@yahoogroups. com
Sent: Sunday, August 9, 2009 6:06:28 AM
Subject: Re: [IACSF] Innalillahi, Ahmadinejad Menghina Dua Sahabat Rasul!
Kalo ada yang ingin tau argumentasi lebih utuh mengapa pengikut keluarga nabi berani mengkritik sebagian sahabat, sila baca buku "keadilan para sahabat". buku terjemahan itu sudah beredar banyak di toko-toko buku di aceh. jika ada kesulitan anda mecarinya, sila hubungi ku nanti untuk sembarang bantuan... :-)
skali-kali ada baiknya mengetahui dalil-dalil cara pandang orang yang berbeda dengan kita. Sehingga tidak mencukupkan diri pada gaya logika retorik kayak gini.
keberanian mempelajari pandangan orang lain tidak akan merugikan anda... :-)
Pada 8 Agustus 2009 16:04, Bang Him Morning, S.Sos menulis:
Innalillahi, Ahmadinejad Menghina Dua Sahabat Rasul!
Di tengah eforia kemenangannya dalam pemilu Iran yang baru saja digelar, Ahmadinejad sebelumnya mengeluarkan pernyataan yang terang-terangan menghina dua orang sahabat Rasulullah Muhammad saw.
Kecaman dan hinaan Ahmadinejad itu—lebih gila lagi—disampaikan dalam sebuah acara televisi secara langsung di Shabaka 3, saluran televisi Iran, hanya beberapa hari sebelum pelaksanaan pemilu Iran.
Seperti yang diketahui, Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni). Di bawah kepemimpinan Ahmadinejad, bahkan para jamaah Sunni mengalami penderitaan yang belum pernah dialami sejak Revolusi Rafidi Khomeini.
Dalam acara itu, Ahmadinejad dengan lugas mengatakan bahwa Talhah dan Zubair adalah dua orang pengkhianat. “Talhah dan Zubair adalah dua orang sahabat Rasul, tapi setelah kepergian Rasul, mereka berdua kembali kepada ajaran sebelumnya dan mengikuti Muawiyah!”
Padahal dalam sejarah, Talhah dan Zubair, dua orang sahabat Rasul itu, tak pernah bertempur dengan Muawiyah, karena keduanya meninggal lama sebelum peperangan Jamal di tahun ke-36 kekhalifahan Islam di mana Muawiyah menjadi rajanya.
Pernyataan Ahmadinejad ini sudah jelas kemana arahnya, yaitu membuat sebuah perbandingan atas sahabat Rasul dulu dengan kejadian politik saat ini di Iran—berkaitan dengan rivalnya Mousavi. Sebelumnya, Ahmadinejad sudah sangat sering menghina sekitar 15 juta penganut Sunni di Iran. Bahkan, pendahulu Ahmadinejad, Rafidi menghina dan menganggap remeh alias menyepelekan 90% Muslim seluruh dunia.
Namun demikian, masih banyak juga pihak atau pengagum Rafidi dan pengingkar sahabat Rasul lainnya seperti Ahmadinejad ini. Mereka adalah orang yang tidak menyadari gerakan Syiah atau mereka yang tak mau memahami rejim 12 Imam ini yang merupakan musuh terbuka terhadap para sahabat Rasul. (sa/alqimmah/ sunni-news/ ayandenews)
http://ismail-asso.blogspot.com
Pertama, BHM menuduh bahwa Iran yang berbasis Syiah ini—salah satu aliran Islam yang dianggap menyimpang—sudah sejak lama mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah (kaum Sunni).
Kalau Syiah "dianggap" menyimpang, masyarakat biasa saja bisa paham bahwa itu adalah "anggapan" yang tidak terbukti. Demikian juga ketika BHM menuduh bahwa sudah lama (Syiah) mempersempit ruang gerak para jamaah ahli Sunnah. Realitanya di RII justru memberi perlindungan terhadap Sunni sama seperti perlindungan terhadap Syiah, bahkan terhadap orang non Muslim juga diberikan perlindungan. Ini adalah esensi Islam dimana manusia itu bersaudara kemanusiaan. Yang takdapat dilindungi hanyalah pihak yang mencoba-coba merusak tatanan System RII. Tidakkah BHM berpikir sebelum melambungkan fitnah tersebut, apakah dapat diterima oleh orang-orang yang memiliki alat fikir yang lumaian, bagaimana mungkin Syiah hendak menyempitkan ruang gerak saudaranya dari Sunni, sementara realitanya mereka justru berdaya upaya untuk mempersatukan Syiah dan Sunnah di kawasan Arab (baca timurtengah) dan Afrika (baca Mesir, Sudan Aljazair, libia dan sebagainya) agar tidak mudah dihasut AS dan sekutunya. Sekarang hasil daya upaya RII tersebut sudah mulai nampak hasilnya. Beberapa bulan yang lalu Yusuf Kardawi, tokoh Sunni Mesir datang ke Indonesia secara khusus untuk mengingatkan Sunnah dan Syiah agar bersatu serta melarang orang Sunni menganggap Syiah sesat.
Kedua, BHM menghina Pengikut Ahlulbayt Rasulullah itu sebagai Rafidhi, sementara kebanyakan dari mereka adalah pengikut Imam Syafi'i. Dikala Syafi'i masih hidup sangat terkenal ucapannya ketika pihak lain menuduhnya sebaagai Rafidhi: "Andaikata disebabkan saya mencintai ahlulbayt Rasulullah saya dituduh Rafidhi, saksikanlah bahwa saya ini adalah Rafidhi". Ke 4 mazhab Imam Sunni tersebut sangat hormat kepada ahlulbayt Rasulullah. Hal ini dapat dimaklumi bahwa ke 4 mereka berguru ke pada Imam Syiah (baca Jakfar ash Shaadiq), Imam ke 6 Syiah Imamiah 12. Imam Hanafi (nukman) dan Imam Maliki berguru kepada Imam Jakfar ash Shadiq. Terkenal pengakuan Imam Hanafi: "Celakalah Nukman kalau tidak 2 tahun bersama Imam Jakfar Ash Shadiq". Terkenal pula pengakuan Imam Malik: " Tidak kutemui orang yang demikian a'lim, wara' dan zuhud selain Imam Jakfar ash Shadiq". Kepada Imam Malik bergurunya Imam Syafi'i dan kepada Imam Syafi'i bergurunya Imam Hanbali.
Dizaman Raasulullah dan paska kewafatannya tidak seorangpun yang digelar Imam kecuali Imam Ali bin Abi thalib. Sesuai pengangkatan dari Allah dan Rasulnya di Ghadirkhum hanya 12 orang saja sebagai Imam yang diutus sebagai penerus kepemimpinan Rasulullah (Imamah) paska kewafatannya dan sebagai hujjah Allah di kolong Langit. Tapi mengapa Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali digelar juga sebutan Imam? Afala ta'qilun? Gelar Imam terhadap mereka ini disebabkan mereka ada persamaaannya dengan Imam 12 sebagaimana gelar Imam kepada Imam Khomainia dan Imam Ali Khamenei sekarang ini. Antara Imam 4 tersebut dan Imam Syiah juga tidak bermusuhan (masak murid memusuhi guru?). Ironisnya kenapa diantara pengikut Imam 4 itu saling kafir mengkafirkan? Ironisnya lagi kenapa orang yang mengaku mengikuti Imam yang 4 tersebut mengkafirkan pengikut guru dari Imam 4. Lebih ironisnya lagi justru menuduh Syiah yang mengkafirkan Sunnah.
Sesungguhnya Imam 4, Imam Khomaini dan Imam Ali Khamenei sekarang ini. itu bukan Imam yang diutus (sebagaina imam yang 12), tapi sebagai gelar kehormatan. Wakil Imam dari Imam Muhammad al Mahdi yang sekarang dalam ghaib kubra saja hanya 4 orang disaat beliau masih dalam kondisi ghaib Syughra. Jadi Imam Khomaini dan Ali Khamenei bukan wakil Imam al Mahdi tapi "wakil" Imam al Mahdi.
Ketiga, BHM salah tafsir ketika Presiden RII, Mahmud Ahmadinejad mengatakan bahwa Talhah bin Ubaidillah dan Zubeir bin Awwam mengikuti Muawiyah. Benar kedua orang tersebut meninggal sebelum Muawiyah menguasai kaum muslimin secara bathil. Talhah dan Zubeir mati dalam perang Jamal, tapi justru Muawiyah yang bermain dibelakang layar perang Jamal, dimana Muawiyah berjanji kepada kedua Talhah dan Zubeir akan mengangkat mereka sebagai Khalifah paska kekalahan Imam Ali secara berurutan. Itulah pengertian Talhah dan Zubeir mengikuti Muawiyah paska kewafatan Rasulullah.
Sedikit halnya tentang Talhah. Dia itu pernah beberapa kali menyakiti hati Rasulullah. Kita tau persis bahwa siapa saja yang menyakiti Imam Ali sama dengan menyakiti Rasulullah, siapa yang menyakiti Rasulullah sama dengan menyakiti Allah (hadist ghadirkhum). Diantara kelancungan lidah Talhah adalah ketika dia bercanda dengan Siti Aisyah. Rasulullah melarangnya, bukan karena cemburu tapi memang ketentuan dari Allah (baca ketentuan Islam). Ketika Rasulullah menegurnya tidak membuat Talhah sadar tapi malah mengucapkan kata yang lebih menyakitkan lagi: "Apa artinya dia melarang kita? Kalau dia meninggal nanti akan kukawini Aisyah. Lalu Allah lansung menegurnya dengan larangan mengawini bekas isteri Rasulullah. Allah menyatakan nahwa setiap isteri rasulullah adalah ummul muslimah wal muslimin. (Masihkah ada orang yang lugu berpegang pada hadist palsu made in Abu Hurairah atas perintah Muawiyah bahwa para sahabat Rasul umpama bintang-bintang terhadap ummahnya?)
Adapun Zubeir bin Awwam semoga Allah mengampuni kesalahannya melawan Imam Ali dan mendengar janji kosong Muawiyah. Ketika Imam Ali berhadapan dengaan Zubeir dalam perang Jamal, Imam tidak membunuhnya tapi mengatakan: Oh sahabatku Zubeir. Masih ingatkah kamu ketika Raasulullah menopang tangannya pada bahuku lalu mengatakan kepadamu bahwa engkau akan memerangiku kelak secara zalim?. Zubeir langsung meneteskan airmataa seraya mengatakan mengapa baru sekarang engkau mengingatkanku yang sudah lupa? Zubeir langsung menjauh dari pertempuran menemui sebuah balai lalu meminta ampun kepada Allah, lalu shalat 2 rakaat. Ketika pengikut salah seorang dari pengikut Imam Ali melihat Zubeir lagi Shalat, menebas leher Zubeir lalu membawanya kepada Imam Ali. Imam memarahi orang tersebut, kenapa kamu membunuh orang yang sudah taubat? lalu Imam menghukum orang tersebut untuk dibunuh juga (hukum qisas). Justru itulah saya berdoa kepada Allah, semoga Allah memaafkan kesalahan Zubeir bin Awwam..
Billahi fi sabililhaq
Ali al Asytar
Acheh - Sumatra
From: vande charba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar