SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

24 Agustus 2009

TRINITAS DAN ANEKA WARNA SEPAKTERJANGNYA

Natingat kheun dukon gampong, tgk Tarmizi? "Kuradjah-kuradjen, djeh goh puleh, njoe kateuka laen"
Bahasa Meulajudjih: "Kurajah-kurajen". yang itu belum sembuh (baca penjajahan terselubung), ini sudah datang (penyakit lainnya). Itulah yang sepertinya orang banyak tidak "paying attention" bahwa itu Hindunesia memangnya Hindu. Sebagaimana trinitas Nasrani dalam ketuhananya, Hindunesia juga memiliki trinitas yang cukup ngeri dari trinitas apapun di dunia ini. Mereka membagikan masyarakat kepada kasta Ksatria, Wisnu dan Yudha. atau Yudho (maaf agak ragu nama-nama tersebut barangkali yang terakhir Syiwa). Kekuasaan Hindunesia tidak juga paying attention terhadap persoalan tersebut, mengapa? Sebabnya mereka juga memiliki Trinitas dalam fungsi mereka masing-masing, nyakni entas "Fir'un" entas "Karun" dan entas "Bal'm" Penguasa sejak dari presiden sampai kepala Desa adalah entas Fir'un. Mentri keuwangan, konglomerat, orang kaya yang mendapat legitimage dari "Fir'un" semacam Kuntoro di Acheh dan konco-konconya adalah entas "Karun". Terakhir adalah entas yang cukup ngeri yang disebut entas "Bal'm". Mereka itu adalah Menteri "Agama", MUI, Para Ilmuwan yang tundukpatuh kepada "Fir'un" dan seluruh alimpalsu yang berjingkrak-jingkrak dalam ketiak "Fir'un". Mereka itu semuanya gak dapat dilihat dengan kacamata kebudayaan (kultur) tapi dengan kacamata Ideology. Semua orang yang tergolong dalam entas Bal'am secara kebudayaan tidak pernah mengaku dan merasakan kalau mereka menyembah (baca tundukpatuh kepada) penguasa dhalim (baca Fir'un) tapi mereka mengaku menyembah Tuhan. Kalau mereka ini mengaku beragama Islam, mereka barangkali mengucapkan kalimah Syahadah beribu kali dalam sehari semalam untuk mencari "pahala". Mereka sepertinya menipu kaum dhuafa bahwa mereka itu kaum ulama atau minimal orang alim. Akibat sepakterjang mereka yang pamungkas ditengah-tengah kaum dhuafa, kaum dhuafa berhasil digiring kedalam "Mesjid" setiap hari jum'at hingga sama-sama meratakan dahinya di tikar mushalla dengan para "Fir'un", "Karun" serta para "bal'am" tadi. Sekali lagi, andaikata anda pembaca termasuk ilmuwan atau budayawan, anda gakmampu memahami yang kukatakan ini, kecuali anda adalah ideolog. Salam Ramadhan (alasyatra) Acheh - Sumatra



http://ismail-asso.blogspot.com

Tidak ada komentar: