SELURUH RAKYAT PAPUA HARUS BERSATU MENYONGSONG INI

  • 5

07 Juli 2009

PERTUMPAHAN DARAH DIANTARA MANUSIA KUTUB QABIL DAN HABIL

http://ismail-asso.blogspot.com
Bismillaahirrahmaanirrahiim


SECARA HISTORIS MANUSIA DI PLANET BUMI INI
SENANTIASA BERTIKAI ANTARA KUTUB
QABIL DAN HABIL
(Anwar Ali)
di
TANAH RENCONG


PERANG ANTARA QABIL DAN HABIL BUKAN PERSOALAN AGAMA
TAPI PERSOALAN HARTA DAN WANITA
ANEHNYA SETELAH KEMATIAN HABIL,
QABIL MENGGUNAKAN
"AGAMA"
SEBAGAI SENJATANYA UNTUK MEMBUNGKEM PEMBELA
DARAH HABIL



Sejak permulaan sejarah kemanusiaan, senantisa terdapat masyarakat yang bergerak kedua arah atau kutub yang saling kontraversi, dua front yang saling berkonfrontasi sesuai kondisi sosial dan historisnya. Perang dua kutub tersebut mengambil berbagai bentuk dan gambaran nya. Kutub pertama adalah kutub negatif yang diwakli oleh mereka yang menghambat kema juan dan evolusi dengan melakukan aktivitas jahat, dekaden dan penyelewengan dengan jalan penindasan, perbudakan dan pembodohan massa kemanusiaan, dengan jalan menegakkan tirani atas kaum dhu'afa serta nerampok hak-hak dan keperluan-keperluan mereka serta menanam kan benih-benih rasisme, radikalisme dan fanatisme buta dalam masyarakat, keluarga, suku, ras dan lembaga-lembaga negara.

Mereka adalah pelopor-pelopor "kebajikan" gelap, kebaikan yang berasal dari superfisi, kebai kan yang dirancang untuk melestarikan kepentingan dan tujuan mereka sendiri, bukan kepen tingan dan tujuan massa manusia. Falsafah hidup dan tujuan persekongkolan kolektif mereka adalah menghalangi kemajuan intelektual, ekonomi dan sosial politik serta menghambat kema juan massa. Keadilan universal, persatuan dan persamaan senantiasa ditentang dan dimusuhi oleh filsafah sosial dari kutub negatif ini, sebagaimana dapat disaksikan dalam catatan-catatan biografis mereka.

Kutub kedua adalah kutub positif kemanusiaan yang selalu menentang tirani dan ketidakadilan serta korupsi demi tegaknya perdamaian dan keadilan yang membuahkan persaudaraan dimuka Bumi, terus-menerus berada dalam pertempuran melawan kutub pertama tadi yang negatif. Ku tub kedua senantiasa mengejawantah sebagai kekuatan kolektif massa yang berjuang melawan kekuasaan dan hak-hak istimewa dari kelas penguasa zalim. Bukan kekalahan dan bukan keme nangan, akan tetapi suatu peperangan tiada henti, selalu berlangsung antara dua kutub yang berlawanan tsb.

Anehnya senjata dari kedua front tersebut adalah agama. Agama Allah, Pemilik Alam semesta, ditangan kedua kutub yang berbeda tersebut menjadi dua bagian yang saling berbenturan satu -sama lainnya -- "agama" melawan agama. Persoalan inilah yang membuat sebagian besar orang-orang yang menghuni planet Bumi ini salah kaprah hingga mereka senantiasa mengagung -agungkan diri bahwa mereka itu penganut agama yang benar. Mereka tidak sadar sesungguh nya mereka masuk perangkap agama Qabil, Muawiyah, Abu Hurairah cs, Yazid dan "Yazid-yazid" moderen di jaman kita sekarang ini. Kisah Qabil dan Habil dalam Qur-an dan dalam ber bagai kitab Islam Sejati merupakan satu kisah yang sangat penting maknanya dalam hubungan sejarah kemanusiaan. Andaikata ditafsirkan secara symbolis, kisah-kisah tersebut dapat meng ungkapkan makna yang sangat penting dalam perspektif antropology dan sejarah.

Qabil dan Habil adalah putra Nabi Adam dan Sity Hawa sendiri. Apa yang terjadi diantara kedua nya merupakan suatu kisah penting yang mengandung arti symbolic mendalam tentang awal sejarah kemanusiaan. Qabil dan Habil adalah tokoh-tokoh penting dalam kisah kemanusiaan. Sumber konflik adalah ketidak taatan Qabil terhadap aturan perkawinan yang ditetapkan Allah sebagai aturan yang disesuaikan kondisi manusia kala itu dimana hanya baru satu keluarga saja yang exist di Bumi ini. Mereka terdiri dari Adam + Siti Hawa serta putra-putri mereka, Qabil, Labuda, Habil dan Iklima. Komplik yang dicetuskan Qabil dari perebutan Iklima yang telah ditu nangkan dengan Habil, hubungan persaudaraan berobah menjadi permusuhan.

Perang atau konfrontasi antara Qabil dan Habil merupakan awal sejarah kemanusiaan yang dipertanyakan para Malaikat kepada Allah, kenapa Dia menjdikan manusia sebagai wakilNya Menurut para Malaikat, mereka lebih layak untuk kedudukan tersebut. Ketika Adam bernego siasi dengan para Malaikat, ternyata Adam (baca Manusia) lebih unggul daripada Malaikat. Justru itu Allah memerintahkan kepada Malaikat, termasuk yang mukarrabin sekalipun untuk sujud kepada Adam, sebagai penghormatan kepada Wakil Tuhan di Bumi.

Persoalan keunggulan Manusia atas para Malaikat saja yang demikian jelasnya menurut Al Qur-an, surah Al Baqarah ayat 30 sampai ayat 39 mendapat pertentangan dari mereka-mereka yang menganut agama versi Qabil, konon pula untuk memahami agama yang memiliki dua ku tub yang saling bertentangan satusamalainnya. Justru itu saya serukan kepada Bangsa- bangsa terjajah seperti Acheh- Sumatra, West Papua dan sebagainya agar kisah Habil dan Qabil dapat
diambil i'tibar dalam melawan berbagai bentuk penjajahan yang hipokrit didepan matakita. Mereka mengaku diri penganut Islam tapi sesungguhnya mereka itu tidak beragama dengan agama Nabi Adam, Habil, Ibrahim, Musa dan Harun, I'sa bin Maryam, Muhammad, Ali, Hasan
dan Hussein. Mereka beragama dengan agama Qabil, Namrud, Firaun, Hamman dan Ulama Bal'am, Kaisar-kaisar diroma, Abu sofyan, abu Lahab, abu Jahal, Muawiyah, Abu Hurairah, Yazid dan berbagai jenis basyar lainnya yang bertebaran di seluruh kepulauan Melanesia. Aga ma Qabil juga dianut oleh Saddam dan pengikutnya, juga basyar-basyar hampir seluruh Asia dan Afrika.

Kepada bangsa West Papua dan Acheh - Sumtra takperlu membeberkan Islam atau Kristiannya yang kemungkinan besar hal itu akan dimanfaatkan oleh kaum Qabil yang hipokrit untuk "me ngadu domba" antar penganut agama. Andaikata hal ini terjadi, sebagian pejuang kemerdekaan kita bisa kabur matanya hingga tidak sadar siapa musuh kita yang sebenarnya. Andaikata sem pat terjadi konflik antara Islam dan Kristian, orang-orang yang tidak mampu melihat persoalan dengan kacamata ideolgy, akan memihak kepada pihak koloni itu sendiri.

Apa gunanya kita berbicara tentang gubernur di West Papua yang beragama Islam? Apakah gubernur tsb memperjuangkan kemerdekaan West Papua atau sebaliknya bersama Ulama gadongan, tambah mempererat hubungan dengan koloni? Hati-hatilah kalau ada pihak yang membangga-banggakan West Papua dengan sejarah Islamnya kecuali mereka yang mengaku Islam itu memperjuangkan kemerdekaannya, demikian jugalah dengan penganut Kristiannya.

Jadi bukan sejarah Islam atau Kristen yang perlu kita angkat di negara yang berada dalam cengkraman penjajah tapi sejarah Habil dan Qabil. Habil mewakili kaum dhu'afa dimana-mana diseluruh Dunia yang tidak pernah sunyi untuk saling bertempur bukan saling berdamai. Kita berdamai antara pengikut Habil bukan antara pengikut Habil dan Qabil. Inilah jawaban Allah kepada para Malaikat bahwa Dia mengetahui apa yang tidak diketahui para Malaikat (Inni 'a'lamu ma la ta'lamun-- QS. 2. 30), ketika mereka mengkhawatiri Manusia yang diwakili Adam, akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah dipermukaan Bumi.

Apabila penjajahan berhasil kita halau dari bumi West Papua dan West Sumatra, bergegaslah memberdayakan ekonomi kaum dhu'afa sebagai amanah Allah , pemilik Dunia ini. Dengan cara demikianlah kita masuk Sorga kelak bukan dengan hanya Ibadah Ritual semata, sementara disekeliling kita manusia hiruk pikuk meminta bantuan dari perlakuan semena-mena oleh "manusia- manusia Qabil". Lihatlah kenapa diantara penganut Islam dan Kristian di Republik Islam Iran dan juga di Eropa umumnya tidak pernah bentrok kecuali letupan-letupan kecil seperti karikatur jahat yang dilakukan memang oleh segelintir manusia-manusia yang fanatik buta. Ini adalah pelajaran yang paling penting bagi pejuang Acheh - Sumatra dan West Papua.

Andaikata terjadi bentrok antara penganut Islam dan Kristian, antara mazhab - mazhab Islam sendiripun sering dipacu konflik, tapi sadarlah hal ini lazim terjadi di negara-negara dimana penduduknya tidak tercapai finansialnya. Kenapa finansialnya tidak tercapai? Sebabnya pengu asa negara tersebut dapat dipastikan terdiri daripada manusia-manusia Qabil yang serakah dan hanya menjaga finansial kelompoknya saja. Justru itu finansial seluruh penduduk West Papua dan West Sumatra adalah yang pertama harus diupayakan setelah mereka sempat meraih kemerdekaan. Apabila finansial seluruh penduduk berhasil diupayakan, saat itulah kita baru bisa mendiskusikan antar agama dengan aman yang bertujuan untuk mencari kebenaran bukan untuk mencari egois, asal menang sendiri.

Kalau sumber komplik antara Qabil dan Habil adalah teman harta dan wanita, maka dengan pencapaian finansialnya manusia dipermukaan planet Bumi ini dapat meraih teman hidupnya sebagai nikmat utamanya Dunia. Dengan kata lain yang dapat kawin 2, 3 dan 4 orang isteri, bukan saja penguasa (group Firaun), pengusaha (group Hamman) dan pendakwah sejuta ummat (group Bal'am) sebagaimana dapat dipastikan terjadi di negara yang dikuasai manusia Qabil, tapi juga seluruh rakyat mendapat keadilan diberbagai bidang, andaikata negara dikuasai manusia-manusia Habil.

Billahi fi sabililhaq
Anwar Ali
Di Tanah Rencong

Tidak ada komentar: